Penjara Pikiran..

Penemu sikat gigi modern adalah orang Inggris
bernama William Adiss…

image

Dia memakai tulang yang
dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya
dengan bulu binatang, serta mengelemnya menjadi
satu.
William pun menjadi jutawan setelah idenya
dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon
dan diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama
‘Du Pont’ pada tahun 1938.
Tahukah Anda, bahwa saat William Addis
menemukan konsep sikat gigi, ia sedang
mendekam di penjara? Tubuhnya di penjara, tapi
pikirannya tidak terpenjara. Sementara banyak
orang yang tidak di penjara, tetapi seringkali
memenjarakan pikirannya sendiri.Penjara itu
berupa kata-kata:
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang
kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.
Sang Pencipta memberikan kita potensi untuk
dikembangkan, secara positif dan semaksimal
mungkin. Jadi, jangan mengizinkan keadaan
apapun memenjarakan pikiran kita.

Motivasi Terbesar Dalam Diri Manusia…

Anthony Robbins, salah seorang Trainer motivasi
terbaik di dunia, mungkin yang terbaik,
mengatakan bahwa manusia yang sukses selalu
terdorong dari dua motivasi ini, pertumbuhan dan
kontribusi.
Apa yang bisa membuatnya maju, lebih baik, lebih
bijak, lebih pintar, lebih matang, dan kontribusi
apa yang bisa ia berikan untuk masyarakat dan
dunia ini. Dorongan ini jauh lebih kuat dari
apapun di dunia ini. Inilah yang bisa membuat
irang melakukan sesuatu tanpa kenal lelah.
Apa yang mendorong Anda dari dalam? Apa
kontribusi yang ingin Anda berikan untuk
keluarga, masyarakat, atau Indonesia bahkan
dunia? Anda bisa membuat perbedaan. Anda
memiliki hal yang luar biasa dalam diri Anda.
Potensi ini sedang menunggu Anda untuk
memanggilnya.
Salah satu hal yang pelajari dari proses saya
menjadi seorang pengusaha adalah jangan jadikan
pengusaha sebagai tujuan Anda. Karena Anda
hanya akan mencari sebuah bisnis dan
mendirikan atau menjalankannya, dan tujuan
Anda tercapai, lalu Anda akan bingung, ke mana
bisnis itu akan Anda bawa, bagaimana
menjalankan dan membangunnya semakin baik.
Mengapa? Karena tujuan Anda sudah tercapai,
pikiran Anda tidak jelas lagi Anda mau
bagaimana.
Apa yang perlu Anda lakukan adalah milikilah
dorongan untuk melakukan sebuah kontribusi
yang bermakna bagi Anda dan masyarakat, dan
biarkan kontribusi itu membimbing Anda menjadi
pengusaha agar apa yang ingin Anda
kontribusikan bisa tercapai. Misalnya saya ingin
membangun kebiasaan membaca di Indonesia,
akhirnya muncullah ide yang membuat saya
membuat tantangan 30 Hari Membaca, yang tidak
hanya membangun kebiasaan membaca, tapi juga
menggerakkan perekonomian, karena setiap
anggota bisa merekomendasikan dan mendapatkan
penghasilan dari program ini.
Dorongan saya untuk bisa membuat semua orang
yang ingin maju dan belajar dari yang terbaik di
mana saja, kapan saja dengan biaya yan
terjangkau membuat saya membangun tim untuk
bisa mewujudkan program Aquarius Learning.
Banyak orang menyalah artikan Mean value dan
End value, inilah yang membuat orang menjalani
kehidupannya, sampai satu titik, kok cuma begini
ya…
End Value dan Mean Value
Apa itu Mean value? Mean value adalah apa yang
perlu kita miliki, jadi, kembangankan untuk
mencapai end value kita. Ini adalah cara kita
mencapai apa yang benar-benar kita inginkan dari
dalam. Misalnya, menjadi lulusan terbaik, itu
adalah mean value, bukan end value. Menjadi
pengusaha itu mean value, bukan end value. Untuk
apa Anda jadi pengusaha atau lulusan terbaik?
Agar Anda bisa berkontribusi. Agar Anda bisa
membahagiakan orangtua dan bisa melakukan
perbedaan dalam kehidupan keluarga, dan
kehidupan orang lain yang terinspirasi oleh Anda
misalnya, adalah end value.
End value adalah hasil akhir yang kita inginkan.
Jika kita salah mengejar, maka kita pada akhirnya
akan merasa semua yang Anda lakukan sia-sia
saja. Keliru membedakan dua hal ini membuat kita
tidak bahagia.
Misalnya seorang pengusaha memiliki end value
untuk memiliki waktu dengan kuantitas dan
kualitas yang baik bagi keluarganya. Lalu ia dalam
tahap di mana bisnisnya membutuhkan banyak
pikiran dan kerja fisik dan menghabiskan banyak
waktu di kantor. Pengusaha ini akan terjebak
dalam mean value bukan end value, jika tidak
membagi waktunya dengan baik dan harmonis.

Menghindari Rasa Malas Saat Bekerja…

Membasuh wajah saat kantuk
menyerang Membasuh muka saat kantuk
menyerang efektif membuat tubuh menjadi segar
kembali. Jadi ketika ngantuk menyerang saat
bekerja sebaiknya jangan tidur. Namun bila sudah
waktunya tidur sebaiknya anda langsung tidur
saja.
Memperbaharui posisi duduk ,Seringlah mengubah
posisi duduk ketika terasa lelah dan bosan. Selain
itu aliran darah juga mengalir dengan lancar lagi
ketika posisi duduk kita diubah.
Hiruplah udara segar di pagi hari : Bila selama ini
anda selalu terlambat bangun pagi, maka sekarang
cobalah untuk selalu bangun pagi. Bangun pagi
dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk
menghirup udara segar di pagi hari.
Mulailah Berolah raga : Rajin berolahraga minimal
1 kali seminggu dapat membuat tubuh menjadi
sehat dan pikiran menjadi lebih segar untuk
bekerja dengan semangat.
Bercermin dari sahabat yang sukses : Mengamati
kehidupan teman yang selalu giat bekerja tanpa
kenal lelah bisa membangkitkan semangat kita
untuk terus bekerja mencari rezeki untuk keluarga.
Nah demikianlah artikel penyemangat hidup
tentang tips menghilangkan dan menghindari rasa
malas dalam bekerja. semoga dengan artikel ini
anda akan menjadi motivasi untuk lebih
bersemangat lagi menjalani aktivitas pekerjaan
anda – salam sukses…!

Pantang Menyerah Saja Tidak Cukup Untuk Meraih Sukses

Seringkali kita membaca atau mendengar bahwa
orang yang sukses adalah mereka yang tidak
pernah menyerah. Benarkah? Mari kita jelaskan.
Orang sukses juga sering mengalami kegagalan.
Bahkan porsi kegagalannya jauh lebih banyak
dibandingkan porsi orang yang gagal apalagi yang
tidak pernah mencoba sama sekali. Tidak mau
menyerah berarti tidak mau berhenti sebelum
berhasil mewujudkan apa yang diinginkan.
Siapa pun pasti setuju kalau pantang menyerah
adalah sikap mental yang harus ada dalam diri
setiap orang yang ingin sukses? Tapi itu saja tidak
cukup. Kalau hanya mengandalkan pantang
menyerah tapi tidak didukung yang satu ini, maka
Anda akan terus menemui kegagalan. Selain
pantang menyerah, Anda harus menambahkan
yang satu ini.
Yang saya maksud adalah sikap fleksibel. Anda
lihat karet gelang yang lentur, yang bisa dibentuk
dan ditarik sana-sini. Begitu pula dengan air. Air
selalu menyesuaikan bentuknya sesuai wadah yang
ditempati. Itulah contoh fleksibel.
Mengapa harus fleksibel? Kalau Anda tidak
fleksibel, berarti Anda statis dan kaku, yang
artinya hanya itu-itu saja.
Ketika Anda mulai take action untuk meraih
impian, Anda sangat terobsesi dan bersemangat.
Anda pantang menyerah, tidak mau peduli dengan
kegagalan. Pokoknya Anda tetap ngotot untuk terus
berusaha sampai berhasil. Tapi sayangnya, setelah
sekian lama berusaha, tetap tidak berhasil. Ada
satu hal yang kurang, yaitu fleksibel. Fleksibel
yang saya maksud adalah fleksibel dalam tindakan
dan rencana.
Albert Einstein pernah mengatakan bahwa orang
gila adalah mengharapkan hasil yang berbeda tapi
terus-terusan melakukan hal yang sama terus-
menerus. Anda pasti sudah tahu ini, jadi saya tak
perlu capek-capek lagi menjelaskan. Anda akan
terus menuai buah jeruk kalau Anda terus
menanam bibit jeruk. Adalah gila kalau Anda
berharap buah apel tapi yang ditanam bibit jeruk.
Itulah yang terjadi pada sebagian orang. Mereka
bingung. Mereka sudah punya impian, rencana
yang jelas, tindakan nyata dan pantang menyerah.
Tapi tetap tak berhasil. Ini dikarenakan mereka
terus-menerus melakukan tindakan yang sama.
Jika tindakan itu terus mengarah pada hasil yang
tidak sesuai, maka mereka akan terus gagal.
Ibarat mereka menemui jalan buntu, tapi mereka
terus berjalan maju sehingga terhalang tembok dan
tidak bisa ke mana pun. Padahal sikap fleksibel
sangat penting, di mana mereka mengganti
rencana dan tindakan dengan cara berbalik arah
mencari jalan baru.
Di saat Anda belum mendapakan apa yang
diharapkan, coba periksa kembali rencana dan
tindakan Anda. Apakah ada yang perlu direvisi
atau diganti. Kadang kita tidak sadar tindakan
yang diambil tidak tepat, tapi terus-menerus
dicoba. Hasilnya ya tetap seperti itu, takkan ada
perkembangan.
Itulah mengapa fleksibel sangat diperlukan untuk
meraih sukses. Sikap fleksibel memungkinkan
Anda untuk menemukan tindakan dan rencana
yang lebih efektif. Sikap fleksibel juga diperlukan
agar Anda tidak jatuh ke dalam lubang perangkap
yang sama berkali-kali. Sudah tahu itu adalah
lubang, tapi tetap nyemplung ke dalamnya. Itu
adalah tindakan yang sering terjadi pada
kebanyakan orang.
Jalan ke satu tujuan itu ada banyak, bukan hanya
satu saja. Jadi sikap fleksibel memungkinkan Anda
untuk memilih jalan yang tercepat, terbaik dan
terefisien. Kalau Anda statis dan kaku, apalagi
jalan yang diambil adalah jalan yang salah, maka
Anda tidak akan pernah sampai di tujuan.
Dengan menjadi fleksibel, Anda terbuka dengan
solusi yang lain. Kalau Anda tidak fleksibel, Anda
seperti orang yang kaku pada satu rencana
tindakan. Dan jika rencana tindakan itu salah,
Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau Anda terus
ngotot berusaha, Anda hanya akan buang-buang
waktu.
Jika gagal, ambil jalan yang lain. Cari terus jalan
lain jika bertemu jalan buntu. Suatu saat Anda
akan menemukan jalan yang terbaik dan sukses.

Pelajaran Dari Nenek Penjual Sapu…

Seorang teman menceritakan kekagumannya pada
seorang nenek yang mangkal di depan Pasar
Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari
Minggu, saat dia dan keluarganya hendak pulang
usai silaturahim bersama kerabat, mereka
melewati Pasar Godean.
Ibu dan teman saya tergoda membeli ayam goreng
di depan pasar untuk sajian makan malam.
Kebetulan hari mulai gelap. Di samping warung
ayam goreng tersebut ada seorang nenek
berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh
tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu ijuk.
Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak
berdaya. Setelah membayar ayam goreng, ibu
teman saya bermaksud memberi Rp. 1000,- (tahun
2004) karena iba dan menganggap nenek tadi
pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi,
tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa
dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang,
sekali lagi nenek itu menolak.
Penjual ayam goreng yang kebetulan melihat
kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek
itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu
ijuk. Paham akan maksud keberadaan sang nenek
yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya
memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga
Rp. 1.500,- per ikat. Meskipun ijuknya jarang-
jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar.
Menerima uang Rp. 5.000,- si nenek tampak
ngedumel sendiri. Ternyata dia tidak punya uang
kembalian/
“Ambil saja uang kembaliannya,”, kata ibu teman
saya. Namun, si nenek ngotot untuk mencari ang
kembalian Rp. 500,-. Dia lalu bangkit dan dengan
susah payah menukar uang di warung terdekat.
Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek.
Sesampainya di mbol, ia masih terus berpikir,
bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada
orang yang begitu jujur, mandiri, dan mempunyai
harga diri yang begitu tinggi.

Kisah Semangkok Bakso…

Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu
pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan
makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu,
betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong,
tidak tampak sedikit pun bayangan makanan
kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah,
dan jengkel.
“Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah
tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri,
sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini
semua pasti gara-gara adinda sakit semalam
sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan
kesukaanku. Dasar anak manja!”
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah
tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang
memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi
kado untuknya.
Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi
meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan
pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya
berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah
gerobak penjual bakso dan mencium aroma
nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar
perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas
semangkuk bakso.
“Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam,” sapa
si tukang bakso.
“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,”
jawabnya tersipu malu.
“Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu?
Duduklah, abang siapin mi bakso yang super
enak.”
Putri pun segera duduk di dalam.
Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya,
“Lho, kenapa menangis, neng?” tanya si abang.
“Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya… hari
ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya
kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri
tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi
makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa,
bang.”
“Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi
makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis.
Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih
makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini,
apa neng pernah terharu begini? Jangan
ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel
lho.”
Putri seketika tersadar, “Kenapa aku tidak pernah
berpikir seperti itu?”
Setelah menghabiskan makanan dan berucap
banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba
di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan
hangat, wajah cemas sekaligus lega,
“Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak
tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat
ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua
makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan?
Ayo nikmati semua itu.”
“Ibu, maafkan Putri, Bu,” Putri pun menangis dan
menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat
Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah
hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta
bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta
kejutan untuk putri kesayangannya.
Saat kita mendapat pertolongan atau menerima
pemberian sekecil apapun dari orang lain, sering
kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih.
Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa
syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara
tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi
kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi
siap membantu, kapan pun.
Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita
memvonis, yang tidak sayanglah, yang tidak
mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan
sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan
diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk
belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita
mampu hidup secara harmonis dengan keluarga,
orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya.

Renungan Akhir Tahun…

banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita,
apalagi ketika kita memasuki tahun-tahun penuh
tantangan seperti ini.
Di keluarga, ketika kita didudukan sebagai anak,
kita merasa kurang mendapat perhatian dari orang
tua, dan sebaliknya sebagai orang tua, kita merasa
anak zaman sekarang sangat sulit dididik,
walaupun kita telah berupaya melakukan yang
terbaik untuknya, lalu ketika usia kita beranjak
senja, sebagai kakek dan nenek, kita merasa
ditinggalkan dan terabaikan, kita kesepian.
Di pekerjaan, ketika kita didudukan sebagai
karyawan, kita merasa tenaga kita telah diperas
habis oleh perusahaan dan sebaliknya sebagai
pemilik perusahaan, kita merasa karyawan kita
kurang berdedikasi dan tidak bertanggungjawab,
dan hanya pintar menuntut. Dan ketika hal itu
terjadi pada diri kita, ketika kita dibenturkan
dengan masalah-masalah tersebut, kita merasa
sebagai makhluk yang paling malang, sebagai
insan yang paling menderita di dunia. Kita pun
segera bertanya-tanya, mengapa alam begitu tidak
adil, mengapa kita harus terlahir menanggung
derita-derita yang berkepanjangan ini?
Ketika rentetan peristiwa datang bertubi-tubi dan
pertanyaan itu tak terjawabkan, kita dilanda rasa
frustasi yang teramat sangat, kita merasa begitu
lelah, kita merasa terabaikan, tubuh kita seakan
mati rasa, denyut nadi kita berhenti sesaat, kita
segera terjebak dalam ruang gelap yang tidak
pernah kita tahu kapan berakhirnya. Lalu,
sebelum semuanya semakin kelam, mari kita buka
mata dan hati kita, mari kita manfaatkan waktu
ini untuk merenung, menelaah dan mencari
pencerahan dari cerita kecil ini, sang tukang kayu
dalam kisah ini mungkin akan membangunkan
hati kita.
Dikisahkan, seorang tukang kayu yang telah
kelelahan berkarya ingin segera menjalani
kehidupan pensiunnya, sejak awal dia adalah
tukang kayu yang berbakat, tukang kayu yang
berdedikasi tinggi atas pekerjaannya, tukang kayu
yang bertanggung jawab penuh. Ketika ia
menyampaikan keinginannya kepada Sang Tuan,
ia malah diberi tugas terakhir sebelum pensiun,
sang Tuan ingin ia membuat sebuah rumah megah
untuknya.
Tukang kayu yang berbakat itu tiba-tiba berubah,
ia menjadi tukang kayu yang sembrono, tukang
kayu yang asal-asalan. Pukulan palu yang
harusnya ia ayunkan tiga kali, hanya ia ayunkan
satu kali, itu pun ia lakukan dengan tidak sepenuh
hati. Dengan terpaksa ia menyelesaikan tugas
terakhirnya, ia merasa Sang Tuan tidak lagi
berpihak padanya, ia sungguh kecewa. Dan
kekecewaannya ia lampiaskan pada pekerjaanya.
Sebuah “Rumah Mewah” yang jauh dari arti
“Mewah” akhirnya selesai tepat waktu. Ketika hari
pensiun tiba, sang tukang kayu akhirnya mendapat
sebuah amplop yang berisi sejumlah uang pensiun
dan sebuah “KUNCI” rumah. Ketika ia
menerimanya segera ia tersadar, ternyata kunci
yang digenggamnya adalah kunci dari “Rumah
Mewah” yang baru selesai dibangunnya. “Hadiah
special ini dipersembahkan padamu, karena
kerjamu yang luar biasa dan berdedikasi selama
bekerja di sini.” Kata Sang Tuan. Lalu, sang tukang
kayu hanya mampu melihat kunci rumah itu
dengan “PENYESALAN”.
Bukankah kita seperti tukang kayu ini, kita
kadang-kadang lupa bahwa kita adalah pembuat
rumah untuk diri kita sendiri. Ketika kita
membangun rumah masa depan kita dengan
sembrono, kita akan mendapatkan rumah yang
mungkin kita tidak sukai, tapi itulah rumah yang
harus kita tempati, rumah yang kita bangun
dengan ayunan tangan kita. Kita boleh merasa
kecewa ketika kita mendapati kenyataan bahwa
rumah kita tidak seindah yang kita impikan,
bahkan reot.
Kita boleh merasa kecewa ketika kita harus melalui
kehidupan yang tidak menyenangkan, tapi inilah
realitas hidup, sedih yang berkepanjangan tidak
akan mengubah rumah yang telah kita bangun
dengan tangan kita sendiri, oleh karma yang telah
kita tanamkan.
Lalu, mari kita kembali pada kehidupan kita yang
keras, yang penuh tantangan, ketika segalanya
berubah menjadi kacau dan tidak terkendali,
ketika kita begitu frustasi. Saat ini, kita masih
diberi waktu untuk mengubah rumah masa depan
kita, kita masih diberi waktu untuk memperindah
setiap sudut ruangan hati kita. Mari kita kembali
renungkan apa yang telah kita perbuat selama ini,
bagaimana kita membangun rumah kita, seberapa
baik kita telah membangun masa depan kita?
Disadari atau tidak, kita dapat membangun rumah
kecil kita melalui hal-hal sederhana, kita dapat
membangunnya melalui pelukan kita pada Ibu,
melalui secangkir kopi yang kita sajikan pada
Ayah, melalui kecupan selamat pagi untuk
pasangan kita, atau melalui aluran tangan kita
untuk menuntun bocah-bocah kecil kita.
Beban berat yang kita pikul akan menjadi lebih
ringan, karena tangan-tangan kasih dari ayah
bunda, saudara, kerabat dan teman akan
membantu kita melaluinya. Dan kita pun akan
menjadi kokoh. Melalui kesempatan ini, ketika kita
masih ada waktu, selama kita masih diberi
kesempatan untuk berbagi kasih sayang, mari kita
lakukan hal-hal sederhana itu sekali lagi. Mari
peluk Ibu yang di samping kita dan nyatakanlah
cinta kita, mari kita kecup kening bocah kecil kita,
mari kita genggam tangan pasangan kita dengan
mesra, mari kita berjabat tangan dengan teman
kita dan katakan betapa kita menghargai
persahabatan itu dan mari kita maafkan mereka
yang pernah menyakiti kita.
Semoga hari ini, lebih baik dari hari kemarin

Dunia Maya Vs Dunia Nyata..

Dunia maya memang telah membuat kehidupan manusia
seolah-olah lupa akan dunia yang sebenarnya. Kini hampir
seluruh manusia penduduk didunia ini telah singgah
didunia maya. Apalagi dengan teknologi yang lebih
canggih, gadget yang kian modern dan terus semakin
canggih membuat manusia tak hanya orang dewasa saja
yang dapat menikmati dunia maya. Bahkan kini anak-anak
pun telah mampu “mampir” di dunia maya. Telah banyak
dunia maya saat ini yang mampu mengubah seseorang
seolah olah lupa akan dunia disekitarnya. Seperti banyak
orang mengatakan, dunia maya, gadget yang makin
canggih membuat yang dekat jadi jauh yang jauh makin
dekat.
Sekian banyak fitur-fitur jejaring sosial di dunia maya yang
kian semakin merambah. Seperti facebook, twitter,
blackberry messenger, line, instagram dan lain-lain.
Dimana seseorang mampu mengekspresikan segala
kehidupannya di jejaring sosial. Tidak sedikit kita melihat
bahwa sesungguhnya di dalam jejaring sosial terekam
aktivitas, dan perasaan seseorang dalam jejaring sosial
tersebut. Hampir dari pagi sampai pagi lagi hal itu terekam
dalam jejaring sosial.
Seperti yang kita lihat saat ini, orang terlalu sering untuk
curhat tentang perasaannya di dunia maya. Seperti yang
dikatakan Darwis Tere Liye dalam page facebooknya
“Menurut statistik, dari orang-orang yang suka sekali
curhat dan berkeluh kesah di dunia maya:
50% hanya mencari perhatan, bukan solusi
30% hanya mencari lawan bertengkar
30% hanya mencari pembenaran
Orang yang mau nyari solusi hidupnya, dia tidak akan
berkeluh kesah di dunia maya yang malah lebih sering
nambah-nambahin masalah, membuat disitu-situ saja,
menghabiskan waktu tak terasa.”
Selain itu juga update tentang apa yang tengah
dilakukannya, mau pergi kemana pun di update, seperti
otw otw’an (otw semarang, papua, jogja, solo, surabaya,
malang, padang, dan lain-lain), nyapa-nyapa tempat
seperti pagi semarang, malam yogyakarta, sore solo, mau
pamer posisi apa ngasih tau orang-orang ya ? kenapa
nggak pamer ngasih tau aktivitas yang lain seperti otw wc,
malem toilet gitu. Namun itulah dunia maya, tempat untuk
segalanya bahkan saat ini manusia melakukan bisnis
ekonominya melalui dunia maya atau online tanpa bertatap
muka secara langsung.
Namun, dari semua itu menurut saya nih yang paling aneh
itu ketika seseorang berdo’a memohon-mohon di jejaring
sosial. Oh ampun deh lo kira Tuhan juga ikutan mainan di
dunia maya ?? yaps itu memang sudah biasa kita temui di
jejaring sosial hal-hal seperti itu. Dan yang lebih aneh lagi,
mau sholat, beribadah juga di update, “sholat maghrib
dulu”, “abis sholat, abis itu tadarus dulu”, kok sempet-
sempetnya gitu mau sholat update dulu, mau tadarus
update dulu. Mau sholat, tadarus update mulu kapan
sholat dan tadarusnya cinn ?? hehehe
Memang benar, dunia maya kini telah merambah untuk
mengalahkan dunia nyata yang sebenarnya. Namun
alangkah baiknya jika kita jangan terlalu sering untuk
hidup didunia maya, dan juga menenmpatkan posisi. Ada
teman lama sekal-kali ketemu lagi reunian disampingnya,
eeeeh malah tinggal bbm’an, facebokan sama teman yang
jauh tidak ditempat itu. Tulah salah satu efek dunia maya
yang sangat terlihat saat ini. Menjauhkan yang dekat.
“Media sosial ini sudah mirip pasar malam, semua serba
ada. Mau berdoa, lapor ke facebook, lapor ke instagram.
Mau jalan-jalan, lapor ke twitter. Lagi sedih curhat ke
google+. Habis menang undian sabun colek, umumkan
lewat profil bbm. Semua ada. Bahkan sedang sakit pun
bukannya minum obat atau pergi ke dokter, kita bergegas
malah update. Tentu saja boleh, itu hak masing-masing.
Bebas. Tapi saya percaya, kita selalu punya kesempatan
memikirkannya. Bahwa ada hal-hal dalam hidup ini yang
tidak harus dibagikan ke semua orang, ckup
disimpansebagai kenangan terbaik hidup kita.”

Makanan Pencegah Kanker…

Kanker adalah penyakit yang menakutkan yang secara
mental dan fisik bagi sebagian besar orang. Saat ini,
kanker dan penyakit jantung adalah penyakit yang paling
mematikan pada manusia. Tapi yang perlu Anda ketahui
sekarang, ada sayur-sayuran yang dapat mencegah kanker.
Sayuran ini juga direkomendasikan sebagai bagian dari diet
untuk pasien kanker.
1. Kubis
Kubis kaya akan vitamin A, C, B dan K dan dikenal karena
sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Kubis juga dapat
melindungi Anda dari kanker usus besar, paydara dan
kanker prostat.
2. Lobak
Sayuran ini dapat memperbaiki metilasi dan membangun
DNA. Kurangnya metilasi meningkatkan risiko kanker.
Lobak adalah sumber folat dan vitamin B yang terbaik bagi
tubuh.
3. Kembang kol
Kembang kol juga merupakan makanan super untuk
pencegahan kanker. Sulforaphane yang terkandung dalam
kembang kol adalah kunci untuk mencegah berbagai jenis
kanker.
4. Brokoli
Sayuran ini memiliki sifat melawan kanker dan merupakan
sumber fitonutrien yang baik yang penting untuk
melindungi Anda dari kanker. Fitonutrien menghasilkan
enzim yang membantu melawan kanker dengan
menghilangkan bahan kimia dan memetabolisme
karsinogen.
5. Bit
Pigmen Betanin ditemukan dalam umbi bit dikenal untuk
melawan sel-sel tumor, sebelum itu berkembang menjadi
kanker.
6. Bayam
Bayam adalah makanan super yang dapat mencegah dan
melawan beberapa penyakit dan menyehatkan. Bayam baik
untuk mencegah beberapa jenis kanker, tetapi terutama
dikenal karena mencegah kanker ovarium.
7. Kacang Hijau
Kacang hijau idak hanya terbukti melawan pertumbuhan
kanker tetapi juga dapat menghentikan penumpukan enzim
yang mengembangkan tumor.
8. Bawang putih
Bawang putih memiliki banyak khasiat obat termasuk
arginin, oligosakarida, flavonoid, dan selenium. Bawang
putih bermanfaat untuk perut, usus besar, esofagus,
pankreas, dan pencegahan kanker paydara.
9. Asparagus
Menangkal kanker bisa dilakukan dengan asparagus karena
mengandung antioksidan glutathione. Selain melawan
kanker, asparagus dapat mencegah penyakit arthritis dan
diabetes.

Pakaian Kebahagiaan…

Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya
raya. Kekayaannya sangat melimpah. Emas,
permata, berlian, dan semua batu berharga telah
menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas
hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana,
dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.
Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun
yang diinginkannya hampir selalu diraihnya.
Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup.
Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak
nyenyak, hatinya selalu merasa tak bahagia.
Hidupnya, dirasa sangatlah menyedihkan.
Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit
tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah
punya banyak harta. Namun, aku tak pernah
merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku
akan memerintahkanmu untuk memenuhi
keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru
negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang
yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu,
bawakan pakaiannya kepadaku.”
“Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana.
Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu, aku
akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu
akan dapat membahagiakan diriku dengan
pakaian itu. Temukan sampai dapat! ” perintah
sang Raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau
kau kembali tanpa pakaian itu. Atau, kepalamu
akan kupenggal !!
Mendengar titah sang Raja, prajurit itupun segera
beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk
menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari
benda itu. Mereka pergi selama berbulan-bulan,
menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas
cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, seperti
perintah Raja. Di telitinya setiap kampung dan
desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia,
dan mengambil pakaiannya.
Sang Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia
terus menunggu, dan menunggu hingga jemu.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian,
prajurit itu kembali. Ah, dia berjalan tertunduk,
merangkak dengan tangan dan kaki di lantai,
tampak seperti sedang memohon ampun pada
Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat
prajurit itu datang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan
sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku
mengapa kau melanggar perintahku. Mana
pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan
sang raja tampak memuncak.
Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar,
perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli
tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku
telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala,
hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang
yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil
menemukannya.
Kemudian, sang Raja kembali bertanya, “Lalu,
mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang
dimilikinya?
Prajurit itu menjawab, “Ampun beribu ampun, duli
tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK
mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
***
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang
bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan,
seringkali memang tak membutuhkan apapun,
kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam
bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-
wujud yang bersahaja.
Seringkali memang, kebahagiaan tak di temukan
dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali
memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya
istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan,
seringkali memang tak selalu ada pada besarnya
penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap
lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya
jalinan sutra yang kita sandang.
Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada
kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali
rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang
orang-orang di dalamnya mau mensyukuri
keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu
hadir, pada jalin-jemalin syukur yang tak henti
terpanjatkan pada Ilahi.
Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di
hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan, tak berada
jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya.
Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita
punyai, dan apa yang kita miliki.