Membiasakan Diri Jadi Wanita Pemberani…

Menjadi wanita pemberani tidak semudah
mengatakannya. Ketakutan dan kelemahan yang kita
miliki membuat keberanian itu kadang lenyap entah ke
mana. Apalagi bagi para kaum hawa, kondisi fisik jelas
lebih lemah daripada para pria. Meskipun membawa
10 pisau sekalipun belum tentu keberanian itu muncul.
Tapi keberanian bukan semata soal ketangguhan fisik
dan keselamatan. Keberanian mutlak dibutuhkan oleh
semua orang untuk hidup. Keberanian mengambil
keputusan, keberanian mengutarakan pendapat,
bahkan keberanian untuk menjadi diri sendiri. Bagi
sebagian wanita, lagi-lagi keberanian ini tidak mudah
muncul. Bagaimana caranya agar menjadi wanita
pemberani?
Jangan merasa bersalah atas pendapat yang
dimiliki
Banyak wanita yang sering mengutarakan pendapatnya
dengan embel-embel kalimat “Yah, ini pendapatku
saja. Mungkin aku salah.” Juga kalimat “Entahlah. Ini
hanya sudut pandangku saja, mungkin kalian punya
sudut pandang yang beda.” Kedua kalimat ini jelas
menunjukkan rasa sungkan dan ketakutan jika orang
lain tidak setuju atas pendapatnya. Utarakan saja apa
yang benar dan tidak benar. Biasakan menghindari
ucapan seperti 2 kalimat di atas. Apalagi ketika dalam
suatu rapat dan sedang brain storming soal ide baru
untuk kantor, kita harus menghindarinya. Kita sedang
memberikan ide, bukan meminta izin untuk berbicara.
Percaya diri untuk mendapatkan apa yang
diinginkan
Anda pernah mengantre di coffee shop atau fast food
store dan tidak paham makanan/minuman apa yang
tercantum di papan? Belum pernah menemukan menu
seperti itu sebelumnya, sementara di belakang sudah
banyak antrian yag mulai mengular. Jangan takut
orang-orang akan marah karena kita berhak
mendapatkan pelayanan maksimal. Tanyakan saja
pada pelayannya tentang menu-menu di papan
tersebut. Kita harus tahu apa yang akan kita makan/
minum. Siapa tahu ada bahan makanan yang
membuat kita alergi atau tidak sesuai dengan diet?
Sikap serupa juga perlu kita lakukan dalam kegiatan
lainnya, misalnya saat konsultasi produk asuransi,
menanyakan detail keputusan pasangan kita tentang
hubungan, dan hal-hal lainnya. Lebih baik berani
daripada berujung masalah yang lebih besar, kan?
Tidak ragu mengambil resiko
Pergi sendirian ke luar kota selama 2 minggu? Pindah
kerja? Protes pada atasan? Membeli rumah? Kenapa
tidak? Semua itu bukan hal yang hanya bisa dilakukan
oleh lelaki. Wanita pun bisa melakukannya. Jangan
pernah ragu untuk mengambil keputusan dalam hidup.
Hidup hanya sekali, jadi jangan membuatnya jadi
menyedihkan.
Zona nyaman nyatanya membuat diri kita sulit
berkembang. Kita terlalu takut dan terpaku pada
pertanyaan “Bagaimana kalau nanti …?” Ayolah, nanti
itu masih misteri. Yang pasti, kita tidak akan menjadi
lebih baik jika hanya duduk diam di tempat yang sama
selama bertahun-tahun.
Tidak mengalah
Mengalah memang baik. Tapi jangan melakukannya
jika jelas-jelas itu mengakibatkan pengorbanan yang
lebih besar. Misalnya kita menunda mengerjakan
skripsi untuk menemani pacar ke acara tertentu,
padahal deadline besok. Ayolah, sehari saja tidak
bersama kan tidak apa-apa. Lagipula dia laki-laki,
bisa ke manapun sendirian. Selesaikan urusan kita,
baru kemudian utamakan orang lain. Beranilah
mengatakan padanya bahwa skripsi lebih penting.
Menetapkan jadwal harian
Ada juga yang tidak pernah membuat jadwal kegiatan
setiap hari, hanya karena kahwatir nanti ada agenda
mendadak dari orang lain. Padahal, dengan
menetapkan jadwal, hidup dan keseharian kita bisa
lebih tertata. Jangan takut mengatakan pada orang
lain bahwa kita sudah menetapkan jadwal, dan akan
mengatur agenda bersamanya di lain waktu.
Keberanian memang tidak bisa dimiliki dengan mudah.
Untuk menjadi berani, dibutuhkan kebiasaan yang
diterapkan setiap hari. Jangan takut menjadi salah,
jangan takut melakukan hal yang salah, karena semua
orang juga melakukannya. Selama kita tidak
mengganggu hidup orang lain, berani saja.

2 respons untuk ‘Membiasakan Diri Jadi Wanita Pemberani…

Tinggalkan komentar