Manusia Penikmat Alam…

image

Banyak filsuf dari tanah miletos yunani bertanya dari mana
alam

Banyak filsuf nan lugu bertanya siapa Tuhan

Para pemikir sejati yang cinta akan kelam

Kebenaran bagi mereka tidak akan bertahan

Mengapa matahari tidak jatuh

Bulan pun muncul pada waktunya

Bukan atom, bukan pula nasir ataupun epeiron tapi alam
atas kuasa Tuhan

Toh mereka pula yang menikmati alam

Bulan sebagai penjamu cahaya bagi mereka yang sedang
bercinta

Bintang pun menjadi saksi akan desahan wanitanya

Keheningan Sejati Ada Di Hati…

image

Di Padang gurun, sepi mencekam,yg kedengaran cuma
dengungan lambung kosong,dengan aneka nada, lantaran
puasa 40 hari.Padang gurun, bukan tempat yg

nyaman.Simbol wilayah kekuasaan setan kata mereka
Setan ternyata tinggal di wilayah yg hening.Berani benar
sang Guru tuk bertapa di wilayah setan.Tapi Sang Guru
tak peduli dengan Klaim setan:Bahwa gurun dan

keheningan adalah miliknyanya.Bagi sang Guru bumi dan
segala isinya adalah karya Bapa.Keheningan sejati bukan
datang dari sesuatu di luar diri.Keheningan tercipta dalam
batin yg merindukan Bapa.Tak ada tempat di bumi yg
tidak diklaim setan sebagai miliknya.Hiruk pikuk dan

hingar bingar di sudut2 kota pun diklaim setan.Bahkan dari
yg kudus sampai yg kotor disusupinya.Keheningan ada di
sana….Saat Tuhan meraja di hati….Setan ada di
sana….
Menggoda setiap hati…Kemenangan sejati ,
kuncinya di hati,Tulus ke padang gurun hidup,Tuk
berpuasa dan mati-raga…Dan mencari yg Kudus. Bertapa
di padang gurunKata lain dari bertapa dalam keramaian

Resmi, WhatsApp Android Sudah Bisa Telepon Gratis

image

Semua pengguna WhatsApp di platform Android akhirnya secara resmi bisa menikmati layanan telepon melalui internet dengan fitur WhatsApp Call. Layanan ini dapat digunakan gratis, tanpa memotong pulsa, hanya diperlukan akses internet baik via seluler maupun WiFi.

Sebelumnya, untuk menikmati fitur panggilan telepon tersebut, pengguna WhatsApp Android harus menerima “undangan” dari pengguna lain yang telah memiliki fitur tersebut dengan cara ditelepon.

Untuk menikmati layanan tersebut tanpa syarat ditelepon, pengguna WhatsApp harus mengunduh versi terbaru, 2.12.19, yang bisa didapat dari situs resmi WhatsApp di  whatsapp.com/android.

WhatsApp
WhatsApp versi 2.12.19 dengan fitur voice call di dalamnya
Pantauan KompasTekno, update tersebut baru dirilis oleh WhatsApp pada Selasa (31/3/2015) pagi. Sampai berita ini diturunkan, WhatsApp versi yang mendukung fitur telepon ini belum tersedia Google Play Store.

Setelah update, WhatsApp menampilkan tab baru di bagian atas. Selain Contacts dan Chats, kini tersedia juga tab Calls.

Saat ini, fitur telepon tersebut baru bisa digunakan antar-sesama pengguna smartphone Android. Panggilan dari Android ke iOS belum didukung.

Sementara itu, panggilan telepon untuk sesama smartphone Android bisa dilakukan walau pengguna yang menerima telepon belum melakukan update.

PENYELENGGARAAN POS PAUD MUDAH, MURAH DAN BERMUTU

image

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan
mendasar sepanjang rentang pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan manusia. Pada masa usia dini,
semua potensi anak berkembang sangat cepat. Fakta yang
ditemukan oleh ahli-ahli neurologi , menyatakan bahwa
sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi
ketika usia 4 tahun dan 80% telah terjadi ketika berusia 8
tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel syaraf tersebut
membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung,
baik situasi pendidikan keluarga, masyarakat maupun
sekolah.

Hadirnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di tengah
masyarakat memberii dampak yang positif bagi masyarakat,
khususnya bagi tumbuh kembang anak usia dini.
Masyarakat merasa terbantu dalam mengasuh dan mendidik
anak-anaknya. Prinsip PAUD “bermain sambil belajar”
sangat membantu dalam pemberian rangsangan bagi anak
dari usia 0-4 tahun. Di samping itu, perkembangan anak
dapat dipantau secara berkala oleh guru dan orang tua anak
secara bersama-sama, sehingga orang tua pun
mendapatkan pendidikan, bagaimana cara mengasuh dan
memberii pendidikan bagi anaknya.
Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebutkan bentuk
Satuan PAUD sejenis (bentuk lain yang sederajat dengan
PAUD). Salah satu bentuknya adalah layanan PAUD yang
diintegrasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB)
dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang selanjutnya
disebut Pos PAUD. Pos PAUD diperuntukkan bagi
masyarakat yang belum siap mengikutsertakan anaknya
dalam layanan PAUD yang lebih intensif, baik karena alasan
kerepotan mengantar, ekonomi, maupun masih rendahnya
kesadaran orangtuanya.

Pos PAUD mempunyai peran yang signifikan dalam
masyarakat, karena Pos PAUD dikelola dengan prinsip “dari,
oleh dan untuk masyarakat”. Pos PAUD dibentuk atas
kesepakatan masyarakat dan dikelola berdasarkan azaz
gotong royong, kerelaan, dan kebersamaan. Pos PAUD juga
sangat berpotensi atau dapat berkembang menjadi PAUD,
akan tetapi perkembangan ini mungkin luput dari
stakeholder yang terkait. Dengan sudah adanya Posyandu
dimasing-masing kelurahan atau tingkat Rukun Warga
(RW), setidaknya Pos PAUD dapat terbentuk di masing-
masing kelurahan atau tingkat Rukun Warga (RW). Dengan
demikian pendidikan bagi anak usia dini akan terpenuhi
dengan baik. Dan tidak hanya itu, setelah terbentuknya Pos
PAUD/PAUD harus diperhatikan perkembangannya, hal ini
perlu dilaksanakan agar membantu pendataan dan
mengurangi disparitas layanan Pos PAUD/PAUD antara
daerah perkotaan dan pedesaan.

Keberhasilan Pos PAUD dalam melaksanakan prinsip dasar
Pos PAUD di atas dalam prakteknya masih menemui
beberapa kendala, meskipun sudah terdapat buku panduan
yang jelas dari Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Salah
satu penyebabnya adalah penyampaian informasi dan
pembinaan Pos PAUD belum berjalan optimal. Oleh karena
itu, perlu adanya sebuah strategi untuk mengoptimalkan
kerja sama semua lini, terkait permasalahan di atas.

1. Meningkatkan pendidikan sejak dini bagi kalangan
kurang mampu. Dengan prinsip kesederhanaan dalam
pelaksanaan Pos PAUD, masyarakat dapat mengelola
dana sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
2. Memudahkan masyarakat ikut serta dan terlibat dalam
meningkatkan dan membangun pendidikan di
lingkungannya.
3. Meningkatkan mutu layanan Pos PAUD, agar Pos
PAUD memiliki kompetensi standart dan dapat
bersaing denga PAUD swasta.

Setiap anak bersifat unik, tidak ada dua anak yang sama
sekalipun kembar siam. Setiap anak terlahir dengan potensi
yang berbeda-beda; memiliki kelebihan, bakat dan minat
sendiri. Ada anak yang berbakat menyanyi, ada pula yang
berbakat menari, matematika, bahasa, dan adapula yang
berbakat olah raga. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap
anak tidak sama, ada yang sangat cerdas, ada yang biasa
saja, dan ada yang kurang cerdas. Perilaku anak juga
beragam, demikian pula langgam belajarnya. Oleh karena itu
para pendidik anak usia dini perlu mengenal pembelajaran
untuk anak yang berkebutuhan khusus. Dengan memahami
kebutuhan khusus setiap anak diharapkan para guru mampu
mengembangkan potensi anak dengan baik.

PAUD bertujuan membimbing dan mengembangkan potensi
setiap anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai
tipe kecerdasannya. Oleh karena itu guru harus memahami
kebutuhan khusus dan kebutuhan individual anak. Memang
disadari ada faktor-faktor pembatas, yaitu faktor-faktor
yang sulit atau tidak dapat diubah dalam diri anak yaitu
factor genetis. Oleh karenanya PAUD diarahkan untuk
memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan belajar dan
bimbingan belajar yang tepat agar anak dapat berkembang
sesuai kapasitas genetisnya.

Begitu besarnya manfaat pendidikan anak usia dini di atas
mencerminkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah
urgen. Sayangnya, sampai saat ini posisi Pos PAUD masih
terasa termajinalkan apabila dibanding dengan PAUD yang
bukan dari rintisan BKB dan Posyandu. Maraknya pendirian
PAUD dan sejenis di satu sisi memberii dampak positif bagi
perkembangan dunia pendidikan akan tetapi di sisi lain juga
memberi dampak negatif. Salah satu dampak negative yang
terasa adalah berkurangnya siswa atau minat masyarakat
untuk mendaftarkan anaknya untuk masuk Pos PAUD.
Alasannya antara lain adalah fasilitas yang dimiliki oleh Pos
PAUD kurang lengkap, tenaga pendidik kurang berkualitas
dan tempat yang kurang memadai. Kendala-kendala ini
banyak dijumpai di berbagai daerah yang terdapat Pos
PAUD, Pos PAUD masih kalah bersaing dengan PAUD
swasta yang ada. Pertanyaannya bagaimana Pos PAUD
dengan prinsip mudah, murah dan bermutu dapat bersaing
dengan PAUD swasta.

Dalam mewujudkan pos PAUD yang mudah, murah dan
bermutu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

Proses pembentukan Pos PAUD
1. Pemilihan poyandu
2. daya dukung lingkungan
3. penentuan tempat kegiatan
4. penyiapan alat permainan
5. Koordinasi dengan pihak terkait
6. Pelatihan kader
7. penyiapan buku administrasi
8. pembiayaan kegiatan
9. laporan dan perijinan
Penyelenggaraan Pos PAUD
1. Pendaftaran calon peserta didik
2. Penyusunan rencana kegiatan
3. Jadwal kegiatan harian
4. Jadwal kegiatan bulanan
5. Kemampuan yang akan dikembangkan
6. Materi kagiatan
7. Pengkelompokan

Proses pelaksanaan kegiatan
1. Pengasuhan bersama (Usia 0 sampai 2 tahun)
– Penataan tempat main
– Penyambutan kedatangan anak
– Kegiatan main
2. Bermain bersama (Usia 2 sampai 6 tahun)
– Penataan tempat main
– Penyambutan kedatangan anak
– Main pembukaan dan ikrar bersama
– Transisi menuju kelompok
– Waktu lingkaran I (pijakan sebelum main)
– Waktu bermain
– Waktu beres beres
– Waktu lingkaran II (pijakan setelah main atau
recalling)
– Makan bekal bersama
– Kegiatan penutup
3. Evaluasi dan pembinaan
1. Evaluasi
– Evaluasi program
– Evaluasi perkembangan anak
– Tata cara evaluasi
– Tindak lanjut (Follow up)

1. Pembinaan
2. Pelaporan program dan perkembangan anak
3. Sertifikat tanda belajar

Kendala-kendala yang Dihadapi
Dalam menjalankan langkah-langkah di atas meliputi,
proses pembentukan, pengelolaan, pelaksanaan, evaluasi
dan pembinaan Pos PAUD masih menemukan beberapa
kendala dalam mewujudkan Pos PAUD Mudah, Murah dan
Bermutu. Berikut ini beberapa kendala yang dihadapi :

1. Pada tahap proses pembentukan Pos PAUD, kendala
yang sering ditemukan adalah keterbatasan tempat
untuk kegiatan Pos PAUD. Syarat-syarat tersedianya
sanitasi dasar, ruangan yang cukup untuk
melaksanakan kegiatan halaman yang luas dan
finansial. Selain masalah tempat, Pos PAUD baru
biasanya masih kekurangan alat permainan anak.
Kekurangan alat permainan anak ini tidak hanya
berpengaruh pada peserta didik, tapi juga berpengaruh
kepada orang tua peserta didik ketika akan
mendaftarkan anaknya ke Pos PAUD.

2. Pada tahap penyelenggaraan Pos PAUD kendala yang
dihadapi, antara lain tidak adanya rencana kegiatan
yang jelas, seolah-olah Pos PAUD hanya mengajak
bermain anak-anak dan belajar, tanpa pemilahan
kemampuan anak yang ingin dikembangkan dan tanpa
adanya pembagian waktu dalam melaksanakan
kegiatan. Selain itu, masih adanya Pos PAUD yang
memungut biaya pendaftaran dan bulanan yang besar
pada peserta didik, yang mungkin dianggap oleh
sebagian kalangan mahal (kurang mampu).

3. Pada tahap proses pelaksanaan kegiatan, pengelola
atau penyelenggara Pos PAUD menghadapi kendala
keterbatasan tempat, sehingga menghambat
pembagian kelompok secara umur apabila peserta
didik Pos PAUD sudah banyak, maka diperlukan
tempat yang luas untuk membagi anak menjadi 2 atau
3 kelas agar pengajarannya lebih optimal.

4. Pada tahap evaluasi dan pembinaan, tidak ada
evaluasi program yang focus terhadap Pos PAUD,
penilik tidak pernah dating atau penilik dating tapi
melakukan evaluasi sepihak. Sehingga pengelola atau
penyelenggara Pos PAUD kurang mengerti langkah-
langkah apa yang harus diambil agar Pos PAUDnya
terus berkembang. Masih ada Pos PAUD yang tidak
melakukan pelaporan perkembangan anak dan
program. Kemungkinan, kurang mengetahui cara
pembuatan dan penyampaian laporan tersebut.
Faktor-faktor Pendukung

Meskipun banyak kendala yang dihadapi oleh Pos PAUD,
tidak menutup kemungkinan kendala tersebut dapat
terselesaikan dengan memanfaatkan faktor-faktor
pendukung Pos PAUD secara optimal :

1. Meningkatkan koordinasi kepada pihak terkait saat
pembentukan Pos PAUD dan membentuk jalinan dan
hubungan kekeluargaan dengan orang tua peserta
didik. Karena pemberian pendidikan dan pemantauan
tumbuh kembang anak tidak dapat dilakukan sendiri
tanpa kerja sama yang baik dari orang tua anak.

2. Identifikasi lingkungan. Apabila lingkungan
dibentuknya Pos PAUD mayoritas memiliki ekonomi
menengah ke bawah, alangkah baiknya kalau
pendaftaran digratiskan tanpa memungut biaya, agar
semua anak dilingkungan tersebut dipastikan
mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, biaya
bulanan alangkah baiknya disesuaikan dengan kondisi
ekonomi keluarga peserta didik. Karena Pos PAUD
lahir dari, oleh dan untuk masyarakat.

3. Membangun kepercayaan kepada masyarakat,
sehingga keterbatasan tempat dan sebagainya dapat
teratasi dengan baik.

4. Mengoptimalkan kinerja UPTD/PLS agar lebih sering
turun dan memantau perkembangan Pos PAUD di
wilayah kerjanya. Sehingga keluhan dan kendala Pos
PAUD dapat ditangani dengan cepat. Apabila hal ini
benar-benar terlaksana, kemajuan pendidikan anak
usia dini lebih progresif. Bukan hanya menunggu
laporan dan lambat dalam menyelesaikannya.
Alternatif Pengembangan

Setelah langkah-langkah di atas dilaksanakan dengan baik
dan benar, maka Pos PAUD selayaknya tidak lagi
dimarjinalkan oleh sebagian masyarakat. Saat ini Pos PAUD
identik dengan pengajaran yang kurang berkualitas, alat
permainan kurang, tempat kegiatan masih non-permanen
(sewa/kontrak) dan terbatas. Kondisi demikian sangatlah
tidak baik bagi perkembangan Pos PAUD ke depan.

Pos PAUD sangat berpotensi berkembang cepat karena dari,
oleh dan untuk masyarakat. Apabila pemberian penyuluhan
dan pemahaman akan pentingnya Pos PAUD kepada
masyarakat terus dilaksanakan, niscaya dengan sendirinya
PAUD akan berkurang dan Pos PAUD akan bertambah.
Pendidikan anak usia dini sebaiknya terintegrasi dengan
bina keluarga balita dan posyandu, karena satu kesatuan.
Diharapkan ke depan penguatan pendidikan anak usia dini
ke arah ide dasar terbentuknya PAUD, yaitu dari adanya
Posyandu dan Bina Keluarga Balita, maka berdirilah PAUD
yang disebut Pos PAUD.

Daftar Pustaka
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional, Naskah Akademik Kajian
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Depdiknas,
2007.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Pos PAUD, Jakarta: Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal
dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional, 2008.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Jakarta: Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan
Non Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional,
2008.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Buletin PADU; Jurnal
Ilmiah Anak Usia Dini, Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan
Informal, Kementerian Pendidikan Nasional, Desember 2008,
Vol.7 No.3.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Seri Panduan Kader
Pos PAUD; Ayo ke Pos PAUD, Jakarta: Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal
dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional, 2009.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Jakarta: Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan
Non Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional,
2008.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Penyaluran
Dana Bantuan Pengembangan Pusat Unggulan, Jakarta:
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal
Pendidikan Non Formal dan Informal, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2009.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Pemberian
Bantuan Bagi Forum PAUD dan HIMPAUDI, Jakarta:
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal
Pendidikan Non Formal dan Informal, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2009.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Penyaluran
Dana Bantuan Kelembagaan Pendidikan Anak Usia Dini,
Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat
Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2009.

Sekilas riwayat penulis :
Fauzan Zaman tercatatat sbg mahasiswa Universitas Paud Jakarta hingga skrg beliau ambil jurusan : Fakultas Ilmu Ikhlas bidang : ngepel (ngapel) dan nyapu (nyapuro) kpd Tuhan yang maha esa..

Dampak Kehadiran PAUD di Tengah Tengah Masyarakat Menengah ke Bawah

image

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting untuk kelanjutan pendidikan anak-anak, karena keberhasilan PAUD akan membawa dampak positif bagi anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.

Keberhasilan PAUD akan membawa dampak positif bagi anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya, yaitu pendidikan dasar dan menengah serta memutus rantai munculnya buta aksara dan menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. walaupun tidak dikatakan sebagai jenjang pendidikan, namun PAUD secara tingkatan memiliki kedudukan yang sama dengan jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Hal ini tersirat dalam Pasal 28 ayat (1) yang berbunyi : pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Hal ini berarti bahwa secara hukum kedudukan PAUD saat ini sangat kuat dengan dimuatnya ke dalam Undang undang Sisitim Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Selanjutnya Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) dengan tegas telah mengatur pelaksanaan PAUD, sebagaimana tertuang dalam pasal 28 UU tersebut. Di samping itu, saat ini telah terbit peraturan yang mengatur tentang pendidikan anak usia dini baik formal maupun nonformal dan informal, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI nomor 58 tahun 2009. Di dalam Permendiknas tersebut secara jelas mengatur mengenai standar pendidikan anak usia dini, sehingga mulai 2010 pelaksanaan pendidikan formal, nonformal dan informal harus mengacu kepada Permendiknas tersebut, bahkan dalam UU Sisdiknas, PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan atau stimulasi. Pemberian stimulasi pendidikan pada anak usia sekolah dasar dan menengah tidak akan berarti, bila pada usia dini tidak diberikan stimulasi yang optimal.

Pemerintah dihadapkan pada berbagai permasalahan dalam memberikan layanan PAUD di tengah- tengah masyarakat. Hal ini disebabkan terutama berbagai hal berikut. Pertama, masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap arti penting. PAUD bagi perkembangan masa depan anak selanjutnya. Kedua, kurangnya sumber daya manusia yang profesional di daerah-daerah yang secara operasional dan khusus menangani pembinaan PAUD. Ketiga, masih kurangnya tenaga kependidikan PAUD di lapangan. Sebagai guru yang profesional dan mempunyai keahlian di bidang PAUD, Anda diharapkan dapat membantu pelaksanaan program ini di daerah di mana Anda mengajar dan tinggal. Keempat, adalah masalah geografis yang harus dilayani sulit dijangkau dan luasnya wilayah daerah merupakan penyebab utama. Kelima kurangnya lembaga pendidikan yang berminat menyelenggarakan PAUD. Oleh karena itulah perlu diciptakan atau dikembangkan model-model yang disesuaikan dengan daerah tertentu dan yang terstandar, agar memudahkan masyarakat untuk menyelenggarakan PAUD.

Program PAUD yang diperlukan saat ini, hendaknya memperhatikan beberapa komponen seperti, siapa pengelolanya, isi paket, alat bantu, sasarannya, usia yang dilayani, jam belajar, jumlah peserta dan siapa yang bertanggung jawab terhadap program ini. Isi paket sebaiknya memperhatikan kesehatan anak, gizi dan psikososial secara komprehensif. Kaitan antara permasalahan yang ditemui dalam masyarakat tidak dapat dipisahkan dari profil layanan PAUD dalam masyarakat dan lembaga yang terkait dengan PAUD.

Mengatasi Kendala Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam konteks mempersiapkan generasi penerus berkualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peranan amat penting. Di Indonesia pendidikan anak usia mulai mendapatkan perhatian pemerintah. Tak mengherankan jika dari sekitar 28 juta anak usia 0-6 tahun baru 73% atau sekitar 20,4 juta belum mengenyam pendidikan usia dini. Sisanya atau sekitar 7,5 juta anak sudah memperoleh pendidikan usia dini, antara lain berupa membaca dan berhitung. Sebagian kecil di antaranya ditangani di lembaga formal, yakni taman kanak-kanak (TK), kelompok bermain (play group), dan sederajat. Sebagian yang lain memperoleh pendidikan usia dini di lembaga-lembaga nonformal, yakni tempat penitipan anak (TPA), bina keluarga balita, dan sejenisnya.

Tahun ini Departemen Pendidikan Nasional menargetkan peningkatan jumlah anak yang memperoleh pendidikan usia dini sebesar 12,5% atau menjadi 11 juta anak dan 2009 menjadi 17,3 juta anak. Usia dini yang lazim diartikan pada kisaran 0-6 tahun memang merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan pengembangan intelegensi seorang anak. Sudah banyak penelitian yang membuktikan pada usia tersebut anak-anak memiliki tingkat intelegensi atau kecerdasan paling optimal.

Tujuan utama pendidikan usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Dengan begitu anak diharapkan lebih siap untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara akademik di sekolah, melainkan juga sosial, emosional, dan moral di semua lingkungan.
Pengesahan RUU Sistem Pendidikan Nasional menjadi UU pada 11 Juni 2003 memberi peluang bagi perkembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia. Melalui UU tersebut keberadaan dan program-program pendidikan anak usia dini lebih memiliki kepastian hukum dan lebih jelas kedudukannya. Semua bentuk pendidikan usia dini dipayungi, baik TK, raudhatul athfal, kelompok bermain (play group), TPA, pendidikan keluarga dan lingkungan, serta bentuk-bentuk lain yang sederajat. UU tersebut juga mengakui kesetaraan peranan ketiga jalur pendidikan, yakni formal, nonformal, dan informal dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.

Untuk memperluas peluang anak-anak usia dini dalam memperoleh pendidikan, jalur informal sangat memberikan harapan. Namun walau telah memiliki payung hukum sehingga kedudukannya lebih pasti dan jelas, dalam pelaksanaannya di lapangan pendidikan anak usia dini menemui banyak kendala.

Kurang Menyentuh.

Di antaranya akibat sosialisasi kurang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, baru sebagian kecil yang memiliki kesadaran cukup baik untuk memberi pendidikan anaknya sejak dini. Itu pun masih banyak terjadi salah tafsir. Pendidikan anak usia dini seolah-olah hanya bertumpu pada TK, kelompok bermain, dan sejenisnya yang bersifat formal.
Keterbatasan sarana yang terjangkau mendorong swasta berlomba-lomba “membisniskan” jenis pendidikan tersebut dengan tawaran fasilitas yang wah. Mulai penerapan bilingual atau dwibahasa, laboratorium komputer, gedung sekolah megah, guru-guru yang kompeten, hingga berbagai pendukungnya. Orang tua harus mengeluarkan uang jutaan rupiah kalau ingin memasukkan anaknya ke TK atau kelompok bermain yang termasuk favorit. Lebih salah-kaprah lagi, banyak yang merasa kurang bergengsi dan percaya diri jika tak memasukkan anaknya ke TK atau kelompok bermain favorit.
Kedua, faktor geografis menyebabkan layanan pendidikan anak usia dini formal dan nonformal tidak mampu menjangkau seluruh sasaran. Banyak anak-anak usia dini yang tinggal di kepulauan terpencil dan daerah-daerah pelosok yang tak tersentuh oleh layanan transportasi memadai. Satu-satunya cara mengatasi persoalan itu adalah mengembangkan pendidikan anak usia dini yang bersifat informal, yakni berbasis keluarga dan masyarakat. Namun untuk itu memerlukan orang tua atau orang dewasa yang memiliki semangat belajar agar mampu mendidik anak-anak di keluarga dan lingkungannya.
Ketiga, jumlah tenaga terdidik yang diharapkan menjadi agen-agen pengembangan pendidikan anak usia dini masih terbatas. Selain itu, sebagian besar sumber daya manusianya berkualitas rendah sehingga belum bisa diharapkan banyak untuk mengembangkan sekaligus menyosialisasikan pendidikan tersebut. Penyebabnya antara lain tidak banyak perguruan tinggi yang memiliki perhatian serius terhadap penyediaan tenaga pendidikan anak usia dini.

Keempat, faktor ekonomi sebagian masyarakat kita yang tergolong memprihatinkan juga menjadi salah satu kendala menggalakkan pendidikan anak usia dini.
Perhatian masyarakat terfokus pada bagaimana memenuhi kebutuhan pokok, terutama pangan, sehingga pendidikan anak-anak agak terabaikan. Untuk mengatasi beberapa kendala yang menghambat layanan pendidikan kepada anak-anak usia dini tersebut bisa ditempuh beberapa langkah. Terutama memperluas jangkauan layanan melalui pendidikan nonformal dan informal yang berbasis keluarga serta lingkungan. Perlu disosialisasikan bahwa pendidikan anak usia dini bukan hanya TK atau taman bermain formal, melainkan juga TPA, bina keluarga balita, posyandu, serta keluarga sendiri.
Organisasi-organisasi kemasyarakatan perlu digerakkan agar pendidikan tersebut menyentuh anak-anak dari kelompok masyarakat paling bawah serta anak-anak di daerah-daerah terpencil. Departemen Pendidikan Nasional telah menjalin kerja sama dengan PKK, Muslimat NU, Aisyiah, dan Kowani untuk meningkatkan jumlah anak usia dini yang memperoleh pendidikan. Data Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan di Indonesia saat ini ada 9.668 pos pendidikan anak usia dini yang terdiri atas 635 TPA, 7.784 kelompok bermain, serta 1.249 pos lain berupa pos pelayanan terpadu (posyandu), bina keluarga balita, dan berbagai organisasi kewanitaan. Pendidikan anak usia dini memerlukan penanganan secara multidisipliner yang melibatkan antara lain ahli gizi, kesehatan, pendidikan, psikologi, dan sosiologi. Sekali lagi, pendidikan anak usia dini sebagai peletak dasar dalam upaya mencetak generasi berkualitas harus ditangani secara serius, bahkan memperoleh prioritas. Seluruh masyarakat ikut memikul tanggung jawab, bukan hanya pemerintah

Pasien Diabetes Perlu Aktif Bergerak, Sering Berdiri Saja Cukup Membantu

image

Orang-orang yang mengidap diabetes tipe dua akibat gangguan fungsi insulin dapat meningkatkan kesehatan mereka dengan meningkatkan tingkat aktivitas. Mulai dari sering naik tangga, berjalan, atau bahkan kegiatan kecil seperti mengganti saluran televisi manual dan sering berdiri sudah cukup membantu.

Pemimpin studi Catherine Falconer mengatakan diabetes tipe dua sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tak sehat dan obesitas. Olahraga adalah salah satu cara untuk memperbaiki hal tersebut namun jika memang sulit dilakukan yang terpenting adalah bagaimana meningkatkan aktivitas fisik.

“Penting untuk ditekankan bahwa aktivitas fisik itu termasuk semua bentuk gerakan dan orang-orang tak perlu selalu berpartisipasi dalam latihan yang terstruktur untuk menjadi aktif,” ujar Falconer seperti dikutip dari Reuters pada Senin (30/3/2015).

“Apapun yang Anda lakukan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi waktu duduk akan berdampak pada diabetes dan kesehatan umum Anda,” lanjutnya.

Data dari 519 orang dewasa dengan diabetes tipe dua dari studi sebelumnya pada tahun 2006-2008 dikumpulkan oleh Falconer. Ia membandingkan hasil tes darah responden yang menghabiskan waktu 30 menit aktif lebih lama melakukan hal apa saja dengan mereka yang hanya duduk.

Hasilnya cukup dengan memangkas waktu duduk 30 menit berat dan lingkar pinggang responden bisa turun sedikit. Hasil tersebut jauh lebih baik lagi ketika mereka juga melakukan olahraga ringan, sedang, atau berat untuk mengganti waktu 30 menit mereka duduk diam.

Dipublikasi di Medicine and Science in Sports and Exercise mereka yang lebih aktif dilaporkan mempunyai berat tubuh, glukosa, dan lipid terkendali.

Tips Agar Kesan Kencan Pertama Begitu Menggoda..

image

Perbincangan dengan teman kencan selama ini lewat pesan teks sudah berjalan dengan lancar. Lalu, bagaimana ketika bertemu? Tak jarang pertemuan pertama bisa sangat mengintimidasi. Bagaimana harus bersikap, apakah baju ini cocok dipakai, dan tentu cara untuk memberi kesan yang tak terlupakan di pertemuan pertama itu. Jika Anda tengah mengalami hal ini dan mencari solusi, beberapa tips berikut mungkin dapat membantu Anda.

1. Kesan apa yang ingin ditampilkan?
Sebelum bertemu dengannya, tentu Anda sudah mengenal sedikit tentang si teman kencan. Lihat bagaimana perbincangan Anda dengannya di media sosial, dan tentukan imej apa yang ingin Anda perlihatkan terlebih dulu. Misalnya membuat imej bahwa Anda adalah calon pasangan potensial, atau wanita yang humoris, menyenangkan dan juga elegan. Namun ingat, semua karakter tadi adalah bagian dari diri sendiri sehingga tak perlu berpura-pura menjadi orang lain.

2. Berpikiran positif
Mereka yang membuat impresi bagus di awal pertemuan adalah orang yang terlihat positif akan dirinya. Jadi ingatkan diri Anda bahwa Anda nyaman dengan diri sendiri dan buang segala keresahan yang membuat Anda terlihat berpikir terlalu banyak. Lagipula, tak ada yang mau mendengar keluhan seseorang yang tak mengenakkan di kencan pertama, bukan?

3. Kontrol suara
Jaga intonasi suara Anda saat berbincang. Meski Anda termasuk wanita yang ramai, namun mengeluarkan nada keras di kencan pertama justru bisa membuat pria ilfill.

4. Tersenyum
Riasan yang paling bagus dari seorang wanita adalah senyumannya. Anda bisa mencoba ungkapan tersebut di dunia nyata, khususnya saat bertemu dengan orang baru. Meskipun nantinya kencan tak berjalan sesuai rencana, setidaknya ia melihat Anda sebagai gadis yang ramah dan murah senyum.

5. Belajar mendengarkan
Apapun kondisinya, komunikasi tetap menjadi kunci bagi segala hal. Atur bicara Anda dan jadilah pendengar yang baik. Buat si teman kencan merasa didengarkan. Tanggapi ucapannya, atau ajukan pertanyaan padanya. Sebaiknya obrolan harus seimbang, dan jangan terlalu banyak mengumbar masalah pribadi Anda saat ini, apalagi bicara tentang mantan.

Ciri Ciri Pria Yang Akan Kembali Berselingkuh..

image

Setelah dimaafkan atas perselingkuhannya, belum tentu pria benar-benar menyadari kesalahannya. Terkadang, ada sebagian pria yang akan terus mengulang perselingkuhannya. Apakah Anda yakin bisa menerima pria seperti itu terus?

Meski Anda sangat mencintainya, namun pikirkan juga masa depan Anda. Tentunya, setelah berkeluarga nanti Anda tidak ingin si dia melanjutkan kebiasaan buruknya itu. Untuk itu, ketahuilah ciri-ciri pria yang akan kembali mengulang kesalahannya berselingkuh.

1. Teman-temannya Melakukan Hal Serupa
Memiliki kedekatan dengan teman-teman pria yang sering mengkhianati kekasihnya, terkadang membuat kekasih Anda ikut melakukan kebiasaan tersebut. Ia menganggap perbuatannya tersebut merupakan hal yang wajar karena teman-temannya pun melakukan itu. Selain itu, egonya meningkat ketika dia juga bisa menaklukkan wanita lain di hadapan teman-temannya. Begitulah sifat kompetisi pria.

2. Belum Ada Tanda-tanda Serius
Ketika pria belum mau berkomitmen, bisa jadi tanda bahwa memang ia masih terus mencari wanita terbaik. Faktanya, ketika dia masih merasa Anda bukan orang terbaik untuknya, maka dia akan terus mencari dan mencari. Terkadang, tipikal pria seperti ini tidak akan pernah puas dengan pasangannya. Jadi, jika sudah pacaran cukup lama dan si dia belum juga mau berkomitmen sebaiknya jangan terlalu serius dengannya dan pikirkan masa depan Anda jika harus menghabiskan waktu dengan orang yang tidak bisa berkomitmen.

3. Cinta di Masa Lalu
Jika sebelumnya si dia memang tipikal pria playboy, tukang selingkuh dan memiliki banyak pacar, sebaiknya pikirkan ribuan kali untuk menerima pria yang pernah menyelingkuhi Anda tersebut. Meski Anda menyayanginya dan si dia tampak begitu menyesal, tapi tidak ada yang bisa menjamin jika ia tidak akan lagi melakukannya. Lihat saja dari masa lalunya itu.

4. Pengaruh Keluarga
Hal itu, bisa disebabkan oleh kisah masa lalu hubungan rumah tangga orang tua. Apa yang terjadi di masa lalu biasanya akan sedikit banyak berpengaruh terhadap perkembangan masa depan seseorang. Jika seorang ayah berselingkuh maka perilaku tersebut pun bukan tidak mungkin akan diikuti oleh si anak.

5. Tidak Dewasa Mengakui Perselingkuhannya
Tanda-tanda dia akan kembali mengulangi perselingkuhannya adalah ketika dia tidak mau disalahkan atas perbuatannya. Si dia malah menyalahkan wanita selingkuhannya dengan menyebutnya sebagai penggoda. Ini tanda bahwa si dia masih kekanakan. Ingat, jangan terpancing emosi karena seolah wanita selingkuhannya lah yang salah. Kalau memang dia tipe pria yang setia, meski wanita lain menggoda maka dia tidak akan tergoda, apalagi sampai melanjutkan hubungan.

Baru Putus Dari Pacar ? Bolehkah Langsung Punya Pacar Baru Lagi ?

image

Setiap putus cinta kebanyakan meninggalkan drama dan perasaan negatif, mulai dari sakit hati, marah, sedih hingga masih menyimpan cinta untuk sang mantan. Kondisi tersebut memang bisa membuat seseorang terpuruk. Tak heran, banyak orang yang ingin segera move on karena menyimpan perasaan sedih dan kesepian sangatlah tidak menyenangkan.

Setiap orang melewati masa terpuruk dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang menjadi lebih aktif di kehidupan sosial dan melakukan kegiatan yang menyenangkan, namun ada juga yang segera mencari pengganti kekasih. Wajarkah?

Menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum, sebenarnya sah-sah saja bagi siapapun yang baru putus cinta ingin segera memiliki kekasih lagi. “Kalau sudah putus ya sudah putus, cari lagi. Kayak nggak ada cowok lain saja,” begitu kata wanita yang akrab disapa Diana kepada Wolipop.

Hanya saja saat Anda memutuskan untuk cepat move on, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Anda harus ingat kalau setiap orang itu berbeda. Sehingga ketika sudah pacaran dengan pria baru, jangan melihatnya sebagai sosok yang sama dengan mantan dulu.

Penelitian cinta yang dilakukan oleh Queens College di New York juga menyebutkan bahwa orang-orang yang memulai hubungan baru setelah putus cinta mengaku lebih cepat move on. Dari 200 responden yang diteliti (single dan non-single), mereka yang memiliki kekasih setelah putus, hidupunya jauh lebih bahagia dibanding dengan mereka yang masih single.

Memang tidak ada yang salah dengan mencari kesenangan dan melupakan kesedihan lewat sosok pria lain selain mantan. Namun, mungkin akan lebih menyenangkan jika saat single seperti sekarang menjadi waktu untuk melakukan pendekatan dengan beberapa pria.

Selain bisa memilih yang terbaik, saat ini bisa menjadi fase bagi Anda untuk membenahi emosi yang belum stabil pasca putus cinta. Sehingga ketika tiba saatnya untuk pacaran nanti Anda menjadi pribadi yang lebih dewasa yang tidak menyangkut pautkan kehidupan baru dengan kisah cinta yang lama. Karena ada banyak orang yang sebenarnya belum benar-benar siap untuk kembali pacaran setelah putus cinta. Bagaimana mengetahuinya? Ini

Tips Memaafkan Mantan Kekasih Yang Mengecewakan

image

Tak ada hubungan asmara yang sempurna. Biasanya putus menjadi jalan terbaik ketika hubungan dengan kekasih sudah tidak kondusif dan membuat Anda begitu sakit hati. Masalahnya, setelah putus cinta, terkadang tidak membuat Anda lebih tenang karena masih menyimpan kekecawaan yang mendalam.

Terkadang, mengencani pria baru menjadi jalan pintas untuk menghapus rasa sakit. Nenurut psikolog klinis dewasa, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, meski sudah mengencani pria, namun kalau dari hati belum bisa memaafkannya sampai kapan pun tidak akan ikhlas, itu tandanya masih ada cinta dengan si dia yang sudah menyakiti Anda.

“Nggak ada caranya untuk memaafkan dengan ikhlas, reflektif dari diri sendiri saja, bukan berarti kita pergi dengan orang lain terus bisa nggak dendam lagi sama yang dulu. Mau ngerjain hobi, jalan-jalan sama teman, itu fungsinya menenangkan diri bukan untuk memaafkan,” ujar psikolog lulusan Psikologi Universitas Indonesia itu.

Oleh karena itu, penting belajar memaafkan kesalahan mantan dengan ikhlas. Hal ini baik untuk hubungan asmara Anda ke depannya serta membuat diri sendiri lebih tenang. Ingat saja, memaafkan itu penting untuk kesehatan Anda. Kemudian cari seseorang yang dipercaya untuk menceritakan semua unek-unek yang masih tersimpan dalam hati.

“Memaafkan orang fungsinya buat kesehatan mental kita. Kalau orang yang kita maafkan ya nggak banyak gunanya entah dia senang kita maafin atau dia orangnya memang cuek ya bodo amat dimaafin atau nggak, setiap orang beda-beda,” tambahnya kemudian.

Berikut ini beberapa tips sederhana agar lebih mudah memaafkan mantan kekasih yang mengecawakan:

1. Maafkan Diri Sendiri
Sebelum berusaha memaafkan orang lain, maafkanlah diri sendiri. Membawa perasaan negatif membuat Anda terus memikirkan kejelekan mantan dan itu tidak akan mengubah keadaan, tapi justru membuat Anda semakin kecewa. Cobalah untuk menerima keadaan, jauhkan perasaan negatif dan mulai dengan memaafkan diri sendiri.

2. Curhat Pada Orang yang Dipercaya
Curhat pada salah satu orang terdekat akan membuat perasaan Anda lebih lega. Tapi Anda tidak perlu mengumbar cerita kesalahan mantan kekasih ke banyak orang. Bukannya membuat lega, Anda malah mendapatkan banyak saran yang mungkin bisa membuat Anda semakin negatif. Ini hanya membuat Anda semakin sulit memaafkan si dia.

3. Menulis Surat
Tulislah surat untuk mantan dan tumpahkan seluruh perasaan Anda padanya, termasuk alasan mengapa Anda harus memaafkannya dan mengapa Anda belum bisa member maaf padanya. Ketika surat sudah selesai di tulis, Anda tidak perlu mengirimkan surat tersebut. Robeklah! Setidaknya dengan menulis membuat perasaan Anda lebih lega dan memberi sugesti bahwa Anda mampu melewati masa terpuruk dan dapat memaafkan mantan kekasih.