Dampak Panjang Dari Kekerasan Yang Sering Terjadi..

image

Tidak gampang untuk mengidentifikasi korban dari
kekerasan. Kebanyakan korban tersebut menunjukan gejala
psikologis dan emosi seperti depresi, kecemasan, dan
stress. Korban juga bisa bergantung pada obat-obatan
seperti obat tidur, obat penghilang sakit sampai kepada
narkotika dan alkohol. Dibeberapa kasus, korban juga bisa
mempunyai perilaku menyakiti diri sendiri, seperti tidak
mau makan bahkan sampai melukai diri sendiri. Dalam
kasus yang ekstrem, dimana kekerasan terjadi pada orang-
orang yang berusia muda, korban bisa mengalami
gangguan pada kepribadian (memiliki kepribadian ganda
dan gangguan kepribadian). Ketergantungan kepada obat-
obatan, depresi, dan kebiasaan menyiksa diri merupakan
cara korban untuk melampiaskan(melarikan) diri dari
trauma. Perilaku ini ‘menolong’ korban untuk melindungi
mereka dari rasa sakit secara emosi.

Meskipun tidak semua abuse merupakan kekerasan dan
menakutkan, tapi dampaknya dapat berlangsung lama
pada diri seseorang. Jangan meremehkan masalah
tersebut; efeknya bisa sangat melemahkan. Hal ini dapat
berlangsung bertahun-tahun bagi para korban, untuk dapat
mengatasi kejadian tragis seperti itu dalam hidup mereka.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Ohio State University
menyimpulkan bahwa bagi perempuan, keadaan kesehatan
mental mereka masih menurun bahkan setelah mereka
dapat keluar dari situasi tersebut. Beberapa dari mereka,
tingkat rasa takut, kecemasan, dan depresi masih sama
buruknya seperti ketika mereka masih berada dalam
keadaan itu. Namun, perempuan yang mempunyai
lingkungan yang mendukung jauh lebih baik kondisinya
dibandingkan dengan yang tidak.

Pada anak-anak, bahkan sikap penolakan saja dapat
berefek panjang. Jadi bisa kita bayangkan bahwa perilaku
negatif yang terus menerus mereka dapatkan, dapat
merusak perkembangan pribadi mereka.

Di bawah ini adalah efek yang mungkin timbul dari perilaku
penyalahgunaan/abuse yang ditemukan dalam korban.
Perlu diingat bahwa gejala atau daftar perilaku di bawah
ini TIDAK BISA digunakan sebagai pedoman mutlak dalam
menentukan apakah seseorang memiliki sejarah
penyalahgunaan/abuse. Hanya seorang psikolog terlatih
dapat mendiagnosa dan menyatakan bahwa kesehatan
mental seseorang.

Fisik
Gangguan bicara (biasanya pada anak-anak)
Lambatnya perkembangan fisik
Kedutan (mata sering tutup-buka secara cepat)
Kesulitan mengingat masa lalu yang menyakitkan
Perilaku
Gangguan Kebiasaan — menghisap, menggigit,
menggoyang-goyangkan anggota tubuh (pada anak-anak)
Gangguan Makan
Penyalahgunaan psikotropika(narkoba, obat-obatan,
alkohol)
Membahayakan diri: pembakaran, pemotongan
Gangguan tidur
Terlalu reaktif
Agresif
Menarik Diri
Berbohong
Mencuri
Usaha-usaha bunuh dirl

Kecenderungan melakukan penyalahgunaan perilaku ke
orang-orang sekeliling (pelampiasan)
Ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain
Ketidaksesuaian usia dengan perilaku
Pelacuran atau perilaku seksual yang tidak pantas
Melakukan perilaku beresiko tinggi
Kasar perilaku terhadap anak-anak sendiri
Emosi
Rendah Diri
Menyalahkan diri sendiri
Mempertanyakan soal agamanya
Ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi
lekas marah
Depresi
Kecemasan yang berlebihan
Stres
Kesedihan yang mendalam

Dalam beberapa kasus: ketergantungan pada orang yang
melakukan perilaku itu pada mereka, bahkan terlibat dalam
sebuah hubungan.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang
mengalami beberapa masalah, silakan mencari bantuan
dari seorang konselor atau psikolog. Jangan biarkan
masalah ini untuk lebih menghancurkan kehidupan Anda
dan orang yang Anda cintai.

Tinggalkan komentar