Your Perspective Affect Your Mood

image

Ada dua dua sahabat yang sedang menikmati suasana
santai. Mereka duduk di satu meja. Untuk melengkapai
suasana santai seorang sabahabat berniat menuangkan
tehyang ada di teko untuk bisa sama-sama dinikmati.

Eehh ,,, ternyata tehnya itu hanya satu gelas saja. Maka
dia memutuskan untuk membagi dua, agak keduanya bisa
menikmati teh tersebut. Sahabat pertama memperhatikan
gelas yang berisi setengah itu dengan berkata, “ yaahh
tehnya tinggal setengah.” Sementara seorang sahabat lagi
sambil tersenyum berkata, “iya nih alhamdulillah masih
ada setengah ya, kita bisa menikmatinya.”

Kira-kira anda lebih memilih berkata seperti sahabat
pertama atau yang kedua? Ini mungkin hanyalah hal kecil
di sela-sela kehidupan kita sehari-hari. Tapi tentu saja
dari hal kecil itu kita bisa mengambil suatu hikmah.

Kejadian ini menunjukkan perspective (sudut pandang)
seseorang. Perspective means the way you view
experience. Ya perspektif itu melihat dengan sudut
pandang.

Nah sudut pandang inilah yang membuat kita berbeda.
Dengan sudut pandang kita bisa mengetahui lebih banyak
tentang seseorang, bagaimana karakternya, separti apa
cara berpikirnya dan masih banyak lagi. Sudut pandang
bisa menjadi energi atau bahkan menjadi hal yang sangat
menakutkan.

Cerita dua sahabat di atas menunjukkan cara berpikir
mereka. Sahabat pertama yang berkata “ yaahh tehnya
tinggal setengah” menunjukkan kekhawatiran mereka tidak
bisa menikmati suasana santai mereka dengan baik karena
tehnya hanya setengah. Hal ini sedikit banyak akan
mempengaruhi moodnya. Dia akan cenderung berpikir,
wahh pertemuan kali ini betul-betul tidak mengasikkan.

Sementara sahabat yang kedua cenderung memilih
perkataan yang berbeda. Perkataannya memancarkan
energi, hal ini ditunjukkan dengan kalimat positif yang dia
lontarkan. Maka bisa ditebak, teh yang hanya setengah
gelas ini tidak akan mempengaruhi suasana santai
bersama sahabatnya dan moodnyapun lebih terjaga.

Siapapun kita pasti memiliki perspektif yang tentunya
berbeda dengan orang lain. Tergantung cara kita
bagaimana mengelola perspektif kita agar tidak merusak
mood kita sendiri, apalagi merusak mood orang lain.

Tinggalkan komentar