Diskusi Tentang Keindahan Wanita Emang Tak Akan Ada Habisnya..

image

Paras yang cantik dan bentuk tubuh yang aduhai
merupakan dambaan bagi hampir setiap wanita. Tidak
jarang untuk mendapatkan dan mempertahankannya diikuti
dengan pengorbanan yang luar biasa. Upaya diet ketat
hingga pengeluaran jutaan rupiah dilakukan guna
mendapatkan bentuk tubuh dan kecantikan yang
diidamkan. Sejak jaman dahulu kala hingga sekarang,
kecantikan yang dimiliki oleh wanita dianggap memiliki
manfaat bagi dirinya, organisasi, hingga bangsa dan
negaranya. Kecantikan dianggap sebagai aset yang sangat
berharga.

Dengan kecantikan, wanita bisa mendapatkan perlakuan
yang istimewa ketimbang yang lain. Kadang perilaku
diskriminasi ini dianggap berlebihan dan keterlaluan
sehingga merugikan pihak lain, baik itu bagi laki-laki
maupun sesama wanita. Terlepas dari itu semua, sang
wanita yang merasa diutamakan pun terkesan menikmati
segala perlakuan istimewa yang diberikan kepadanya.

Perusahaan pun tidak mau kalah memanfaatkan wanita
sebagai pagar ayu di barisan terdepannya. Wanita cantik
dianggap penglaris untuk meningkatkan nilai penjualan.

Bahkan sudah menjadi hal yang umum bahwa wanita
ditempatkan duluan dalam suatu pendekatan maupun
negosiasi, baru kemudian para petinggi perusahaan yang
datang belakangan. Disadari atau tidak, kecantikan wanita
dalam sebuah perusahaan dianggap sebagai aset sumber
daya manusia di samping kecerdasan dan keahlian
karyawan. Tidak heran ada sebagian perusahaan bahkan
menyeragamkan cara merias dan berpenampilan bagi
karyawan wanitanya.

Kecantikan dapat pula dianggap sebagai senjata yang
ampuh terutama jika peperangan terbuka tidak dapat
dimenangkan. Lewat kecantikan panglima perang yang
digdaya pun dapat takluk di bawah kaki wanita. Hal ini
dapat kita dengar dalam sejarah Cleopatra yang
mempertahankan bangsa Mesir dari jajahan Romawi.

Karena sifatnya yang menyerang secara halus, wanita juga
banyak dimanfaatkan sebagai mata-mata oleh suatu
negara untuk mendapatkan informasi musuh. Dalam kasus
ini, ranjang juga bisa menjadi medan perang. Tidak jarang
hal ini juga diikuti dengan pembunuhan para petinggi
negara melalui upaya yang terselubung. Cara ini lebih
efektif karena hanya mengorbankan satu orang..

dibandingkan ratusan bahkan ribuan prajurit yang harus
mati di medan perang hanya untuk membunuh pemimpin
musuh. Sama seperti kasus terbunuhnya Attila dari bangsa
Hun yang dulunya gagah perkasa menguasai daratan..

Eropa, tetapi harus mati ditangan seorang wanita di atas
tempat tidurnya.

Kecantikan yang dimiliki oleh seorang wanita ternyata juga
memiliki sisi negatif bagi dirinya sendiri. Kecantikan wanita
dalam sisi yang berbeda justru membuatnya menjadi obyek
yang tidak dimanusiakan. Wanita dianggap sebagai barang
dagangan yang bisa diperjualbelikan. Hal ini pula yang
kemudian memunculkan maraknya perdagangan manusia.

Wanita, seperti layaknya aset berharga, juga dianggap
sebagai alat pembayaran yang sah untuk menutupi utang.
Kecantikan yang dimiliki oleh wanita di tempat dan posisi
yang salah justru akan menyengsarakan wanita itu sendiri.

Salah satu cara untuk dapat lepas dari sisi negatif
kecantikan adalah melalui pendidikan. Wanita yang cerdas
tidak akan mau menerima kalau dirinya ditindas. Ia akan
mencari cara lain untuk hidup mandiri tanpa harus
tergantung dari kecantikannya. Bahkan lewat
kepintarannya dia bisa memanfaatkan kecantikan untuk
tujuan yang dia inginkan, bukan lagi kecantikan yang
membuat dirinya dimanfaatkan. Pepatah wanita dijajah
pria pun sudah tidak berlaku lagi bagi dirinya, justru dia
yang kemudian menjajah pria. Pada akhirnya, kecerdikan
dan kecantikan yang dimiliki oleh wanita bisa menjadi
kombinasi yang sangat menakutkan jika niatnya buruk
sedari awal.

Wanita memang sudah diberkahi dengan sifat alami
sebagai penggoda sejak jaman nabi Adam. Baik disadari
atau tidak, keberadaan dirinya sendiri sudah merupakan
pengalih perhatian laki-laki. Tidak perlu ia menjadi perayu
yang ulung untuk dapat menaklukkan hati laki-laki.
Kadang hanya duduk diam tanpa mengucap sepatah kata
pun dapat membuat seorang laki-laki terpesona. Ini pula
yang akhirnya membuat wanita cenderung dipersalahkan
atas segala kekacauan yang terjadi, sekalipun sang wanita
tersebut tidak ada maksud untuk melakukannya. Bahkan
tidak jarang justru posisi mereka malah menjadi korban,
tetapi tetap saja orang akan menganggap itu karena
wanita, bukan karena hal lainnya.

Wanita dianggap dapat merusak hubungan rumah tangga
orang. Bahkan pemuka agama yang biasanya tahan
terhadap berbagai godaan pun akhirnya dapat terbelit
masalah wanita. Perkelahian antar kampung juga dapat
terjadi hanya karena wanita. Maka tidak heran jika wanita
dianggap menjadi racun dunia. Wanita pun dipersalahkan
karena kecantikannya. Apakah benar kecantikan adalah
dosa?

Ada pepatah mengatakan bahwa kecantikan itu tergantung
dari siapa yang memandangnya. Hal ini tidak sepenuhnya
benar, karena sang wanita pun masih memiliki pilihan
untuk tampil cantik atau semrawut. Sehingga pandangan
orang yang memandangnya juga ditentukan oleh
bagaimana wanita tersebut berpenampilan. Akan menjadi
dosa dan berbahaya ketika wanita tersebut berpenampilan
cantik karena mempunyai niat jahat di dalamnya, untuk
merebut suami orang misalnya. Tetapi jika ia
berpenampilan cantik dan sopan tanpa ada niatan buruk,
maka segala kejadian buruk yang akan terjadi tidak lantas
disebabkan karena ulahnya. Tidak selayaknya ia
dipersalahkan hanya karena ia berkelamin wanita dan
kebetulan berpenampilan cantik.

Kecantikan bukanlah sebuah dosa melainkan berkah dari
Ilahi jika ia mampu merawatnya dan tidak digunakan untuk
sesuatu yang buruk. Kecantikan selayaknya harus dihargai
sebagai usaha kerja keras dari wanita tersebut untuk
tampil cantik. Dibaliknya ada usaha tak kenal lelah baik itu
tenaga maupun biaya untuk tetap tampil cantik sehingga
enak dipandang. Di sisi lain, kecantikan yang disertai
dengan niatan yang buruk dapat mempunyai efek seperti
racun yang merusak. Kalau wanita tidak suka dimadu,
tentunya laki-laki juga tidak suka kalau diracun.

Wanita dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat
menjadi siapa pun tergantung dari niatnya sendiri. Ia dapat
menjadi racun dunia yang mampu meluluhlantahkan
keluarga, masyarakat, hingga suatu negara. Iabisa pula
memilih untuk menjadi seorang ibu yang dihormati dan
dimuliakan oleh banyak orang. Yang kelembutan dan
kecantikannya bisa berkilauan melebihi keindahan permata
yang ada di seluruh dunia. Hingga surga yang sejati pun
terletak di bawah telapak kakinya, bukan lagi di
kemaluannya.

Menghapus Budaya Kemunduran..

image

Pada 28 Desember kemarin Gereja Katolik
merayakan Pesta Kanak-Kanak Suci untuk memperingati
peristiwa dibunuhnya para bayi laki-laki di bawah 2 tahun
atas perintah Raja Herodes yang merasa terancam
kekuasaannya oleh kedatangan Mesias yang menurut
nubuat para nabi Israel akan lahir di Bethlehem. Pada
konteks zaman ini, pesta ini sekaligus drayakan untuk
memperingati bayi-bayi yang diaborsi dan anak-anak yang
sudah meninggal. Gereja percaya bahwa anak-anak itu,
dalam keadaannya yang “innocents” telah diangkat oleh
Allah ke dalam surga.

Pada masa kini, aborsi menjadi salah satu
masalah yang masih melingkupi masyarakat. Sebenarnya
pada hakikatnya, metode-metode KB selain metode KB
alami adalah, per se, juga sebuah pencegahan kelahiran
dan dengan demikian juga mencegah kehidupan baru.

Seolah zaman kita telah terbiasa dengan aneka
penindasan dan pembunuhan, terutama kepada kaum-
kaum yang lemah dan tidak berdaya-para bayi, anak-anak,
perempuan, dan dalam situasi tertentu ada pula kaum laki-
laki yang lemah dan berposisi sebagai korban.

Kaum yang lemah itu tidak terpaku pada golongan
jenis kelamin atau usia tertentu saja. Kondisi
termarginalkan dalam berbagai situasidapat menimpa
siapapun. Kecenderungan “homo homini lupus” dan
penggunaan hukum alam tidak pernah hilang dalam
masyarakat, bahkan di zaman modern ini hukum itu
semakin berlaku dalam berbagai bidang.

Masyarakat dunia semakin “terbiasa” dengan
segala budaya kebebasannya (baca: kebebasan yang tidak
bertanggung jawab). Orang-orang merasa sah-sah saja
melakukan segala hal yang mereka inginkan. Orang tidak
lagi mampu membedakan mana yang menjadi hak, mana
yang menjadi tanggung jawab mereka, apalagi dalam
konteks moral yang semakin “dibuat abu-abu” di masa
sekarang ini.

Korupsi yang merajalela juga dianggap hal yang
biasa dalam masyarakat kita. Segala lapisan, dari yang
paling bawah hingga yang paling atas tidak bersih dari
penyakit itu. Kebiasaan “menghalalkan segala cara” sudah
menjadi budaya yang mengakar kuat dalam masyarakat
kita. Akhirnya, orang-orang yang tidak tahu apa-apa
(sebagai kaum yang termaginalkan dalam konteks ini)
menjadi korban.

Anak-anak sekolah di daerah terpencil yang
gedung kelasnya sudah roboh habis-habisan akibat banjir,
misalnya. Mereka tidak berdaya untuk menuntut banyak
dari orang-orang yang mengambil hak mereka untuk
mendapatkan fasilitas yang lebih baik itu. Sementara di
pihak lain, orang yang melakukan korupsi dana pendidikan
yang semestinya disalurkan kepada anak-anak itu
menghabiskan uang yang ia peroleh itu tanpa rasa
bersalah.

Kekerasan sosial mungkin dapat menjadi suatu
istilah yang menggambarkan situasi ini. Kekerasan ini
tidak hanya kekerasan secara fisik saja, tetapi kekerasan
secara moral dan spiritual, kekerasan yang terjadi dalam
berbagai bidang kemasyarakatan kita. Kekerasan-
kekerasan tersebut menjadi bagian dalam suatu dosa
sosial (istilah yang diungkapkan oleh Mahatma Gandhi)
yang mengakar kuat dalam masyarakat.

Budaya kekerasan dalam masyarakat ini
menimbulkan suatu lingkaran setan yang tidak ada
habisnya. Pertikaian, perselisihan, permusuhan
antargolongan pun tidak terelakkan. Segala pertentangan
tersebut merupakan buah dari ketidakjujuran dan
kekerasan yang selalu membayangi masyarakat kita dan
akhirnya menciptakan frustasi sosial. Kriminalitas dan
berbagai kejahatan sosial pun timbul. Kehidupan
masyarakat dilingkupi berbagai masalah dan dengan
demikian menghambat kemajuan dalam kehidupan
bersama tetapi justru kemunduran.

Melihat semua keadaan itu, marilah kita
mengimbau kembali diri kita masing-masing untuk terus
menggerakkan suatu budaya kemajuan dan menghapuskan
budaya kemunduran itu. Mari mencari kemajuan kualitas
hidup yang sesungguhnya. Budaya kemajuan semacam apa
yang dapat kita bangun?

Budaya kemajuan yang dilandasi ketaatan kepada
Tuhan. Ya, memang terdengar normatif, namun pada
kenyataannya tidak ada seorang pun manusia di dunia ini
yang dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan
dengan mengejar kesenangan semu.

Semua kebahagiaan kita terikat pada kesejatian
hidup yang kita jalani dengan penuh rasa tanggung jawab
dan kesetiaan untuk menaati seluruh kehendak-Nya.

Dengan demikian barulah kebahagiaan yang sejati dapat
kita capai.

Sudah banyak orang yang saya jumpai dan dari
setiap mereka saya belajar tentang kebahagiaan yang
sederhana itu. Khususnya dari orang-orang yang
nampaknya tidak berarti di “mata dunia”. Para penjaga
sekolah, petugas kebersihan, pengelola kantin, orang-orang
yang berjuang dalam kesulitan hidupnya… Dalam wajah
mereka yang tersenyum tulus setiap saat itulah saya
selalu dapat menemukan barang langka pada zaman ini:

KEBAHAGIAAN—HAPPINESS.

Mari Kita Belajar Atasi Badmodmu

image

Sekarang jam menunjukkan pukul 23.45 saat tulisan ini
dibuat, mengingat 45 menit sampai 1 jam yang lalu, aku
mengalami bad mood, yang selidik punya selidik setelah
beberapa saat kemudian aku telusuri apa penyebabnya,
ternyata penyebabnya adalah itu (gak bisa aku critain
disini ya, terlalu personal 😀 ). Kebetulan aku sedang
chating sama sobat-sobatku yang kemudian aku tanya

kepada mereka apa yang biasa mereka lakukan bila
menghadapi bad mood, mereka kompak berkata,
tinggalkan semua kerjaanmu, tenangkan pikiran, bahkan
ada sobatku yang bermeditasi, setelah itu cari tahu
penyebabnya, lalu lakukan apa yang ingin kamu lakukan.

Mendengar jawaban ini, aku berpikir, memang benar sih
kalau bad mood itu sumbernya adalah sebuah
permasalahan yang sedang dialami oleh seseorang.

Kalau aku, memang sedang galau sekali antara pikiran dan
hatiku, yang beberapa saat lalu sedang kualami. 45 menit
yang lalu pikiranku sedang kalut, banyak sekali pikiran
yang sedang melintas, tapi itu sebenarnya biasa saja,
tetapi ada salah satu faktor pemicunya, yang timbul begitu
saja. Ini dikarenakan adanya sebuah faktor dari luar, yang
memang aku sendiri yang menciptakannya, yang akhirnya
berefek sampai ke hatiku. Oleh sebab itulah aku menjadi
merasa galau, ditambah pikiran yang tak menentu.

Tetapi sekarang sudah reda, aku sudah tidak bad mood
lagi, gak percaya ? buktinya aku sudah bisa menulis cerita
ini 😀 . Ada beberapa tips yang mungkin bisa digunakan
saat kamu-kamu sedang bad mood.

1. Tinggalkan apa yang sedang kamu kerjakan sekarang.
2. Cari udara segar diluar atau lakukan apapun yang
membuatmu tenang.
3. Cari akar masalahnya.
4. Lakukan apa yang kamu paling inginkan saat itu.

Tips Mengubah Emosi Menjadi Ekpresi..

image

Emotion is energy in motion; emosi adalah
energi dalam gerakan. -Anthony Robbins
Seringkali, pikiran negatif menjadi penghalang
seseorang untuk memberikan kinerjanya yang
terbaik. Semangat bekerja menjadi menurun
jika otak kita dipenuhi pemikiran-pemikiran
yang negatif baik secara sadar maupun tidak
sadar. Mengapa bisa begitu?

Hal ini disebabkan oleh karena pikiran-pikiran
yang negatif akan menciptakan emosi yang
mendemotivasi. Perasaan malas, takut, cemas,
kesal, bad mood atau bete, dan seterusnya
akan menekan motivasi seseorang dan
merusak kemampuannya dalam
berkomunikasi.

Beberapa penelitian di dalam bidang psikologi
dan neurosains menunjukkan bahwa serabut
saraf yang menghubungkan sistem limbik ke
korteks jauh lebih banyak daripada sambungan
ke arah sebaliknya. Ini menunjukkan betapa
emosi sangat berpengaruh dalam pemikiran
dan membuat keputusan dalam bertindak.

Maka dari itu, kita mesti bisa mengendalikan
emosi kita agar selalu mendukung kesuksesan.

Emosi kita harus mampu memacu semangat
dengan optimisme yang tinggi dan
membangun antusiasme dalam bekerja. Emosi
yang positif harus dapat dikultivasi sesuai
kebutuhan.

Emosi yang positif akan memampukan kita
untuk berkomunikasi secara lebih baik,
bertindak dengan penuh keyakinan diri, dan
termotivasi untuk memberikan kinerja yang
terbaik.

Dan tubuh kita bereaksi terhadap perasaan-
perasaan yang kita alami. Ketika kita sedang
merasa senang, kita tersenyum lebar, berjalan
dengan tegap, bahkan melebarkan postur
tubuh dengan tangan kita. Sebaliknya, saat
kita merasa bete atau terpuruk maka dunia
serasa suram dan membuat kita membungkuk
atau ingin meringkuk.

Berita baiknya, ternyata jalan saraf yang
menghubungkan emosi dengan postur tubuh
kita itu berjalan dua arah. Kita bisa merubah
perasaan kita dengan mengubah postur
tubuh, gerakan atau aksi, hingga dengan
mimik muka. Bayangkan, bahkan ekspresi
muka kita memiliki kuasa terhadap emosi kita!

Efek ini diketahui ketika beberapa pasien
injeksi botoks untuk tujuan kosmetik
mengalami kesulitan dalam mengekspresikan
emosinya. Botoks menahan pergerakan otot
muka yang menunjukkan perasaan marah,
sedih, atau bergembira.

Riset menunjukkan
bahwa orang-orang yang telah disuntik botoks
untuk mengencangkan wajah menjadi
kehilangan kemampuannya untuk merasakan
emosi-emosi tertentu karena kesulitan
menunjukkan ekspresi di mimik mukanya.

Peneliti bernama David Havas di tahun 2010
menemukan bahwa para partisipan dalam
suatu studi dapat mempengaruhi emosi
dengan mimik muka. Orang-orang yang
diinstruksikan untuk tersenyum akan merasa
sulit untuk marah-marah.

Dan sebaliknya, para
peserta yang disuruh merengut akan susah
untuk merasa ramah dan berbahagia.
Salah seorang peneliti lainnya bernama Amy
Cuddy, mengamati bagaimana postur tubuh
dapat mempengaruhi proses kimiawi di dalam
tubuh dan reaksinya pada otak manusia.
Waktu seseorang duduk atau berdiri dengan
tubuh yang terbuka, tangan mengembang,
kaki melebar, maka produksi testosteron
meningkat dan hormon stres menjadi
berkurang.

Dalam penelitian lainnya, ketika para partisipan
dipaksa tersenyum dengan menjepit pensil
menggunakan gigi, mereka merasakan
kerangka berpikir yang lebih positif. Jadi, kita
harus memperhatikan bagaimana mimik muka,
postur tubuh, dan gerakan fisik agar bisa
mempengaruhi emosi secara lebih bermanfaat
bagi motivasi diri.

Kita bisa coba merileksasikan otot-otot di wajah
kita agar merasa lebih tenang. Kita lambatkan
nafas dengan menarik nafas dan
menghembuskannya dalam-dalam untuk
menurunkan tekanan darah serta mengurangi
detakan jantung. Dan berjalan kaki selama 20
menit di pagi atau sore hari ternyata dapat
meningkatkan mood kita secara positif.

Dalam berkomunikasi, orang yang berbicara
tanpa menggunakan tangan atau
menyembunyikan tangannya akan dianggap
tidak perhatian dan kurang terpercaya.

Gerakan tangan bisa memberikan nuansa rasa
pada lawan bicara. Senyuman dapat
dimengerti oleh semua orang walau beda
bahasa. Beberapa gestur atau gerakan tangan,
postur tubuh, dan mimik muka

merepresentasikan emosi yang universal.
Jadi, kita bisa meningkatkan motivasi dengan
mengkultivasi emosi yang lebih positif dengan
cara memperhatikan postur tubuh serta mimik
muka kita. Tarik nafas dalam-dalam, badan
tegap tapi tidak tegang, bahu tampak kokoh
mengembang, tatapan mantap jangan
merunduk, dan senyum yang lebar sampai
mata berkerut.

Selanjutnya, kita bisa menggali lebih dalam
kalau kita masih merasakan emosi-emosi yang
negatif di dalam keseharian. Terkadang,
banyak emosi yang terpendam dan secara
tanpa sadar mempengaruhi kejiwaan
seseorang. Orang bisa menjadi terlalu sensitif,
mudah marah atau cemas, peka dan penuh
keraguan serta rasa takut tanpa pemicu yang
jelas.

Dengan bantuan psikolog atau psikiater, dan
hipnoterapis bisa mengungkap pola-pola yang
tertanam di pikiran bawah sadar kita. Saat pagi
atau malam hari, ketika bermeditasi, atau
sedang sangat mengantuk kita harus menjaga
input informasi yang bisa mempengaruhi
emosi dan berpotensi menimbulkan trauma
batin. Kita mesti menjaga sikap dan perilaku,
berpikir sebelum bertindak serta berbicara.

Cara lainnya untuk mempengaruhi alam bawah
sadar yang menyimpan beragam memori
beserta emosi yang mengiringi bisa dengan
afirmasi.

Mari berpikir positif, kembangkan diri kita menjadi lebih baik

image

Artikel ringan ini dishare bukan untuk menggurui ataupun
menghakimi para pembaca khususnya yang sedang
mengalami masalah, melainkan sekedar untuk mengajak
kita semua mencari sedikit pencerahan. Dan setidaknya
bisa membantu kita semua.

Sebenarnya jelas ada dan terlihat korelasi antara masalah
dan pola pikir kita. Masalah, apapun itu selalu membuat
pikiran kita bertambah. Uniknya juga, banyak dari kita
menempatkan masalah sebagai pikiran yang memberatkan
kita, sehingga memperbesar kadar bahwa masalah selalu
sulit untuk diatasi.

Berpikir positif adalah salah satu pilihan sikap yang WAJIB
kita lakukan, terutama saat menghadapi berbagai
masalah. Dengan berpikir positif diyakini sangat membantu
kita untuk keluar dari beban hidup dan melangkah menuju
ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan hidup. Berpikir
positif juga akan mengangkat gairah hidup dan motivasi
yang meredup.

Bersyukur atas apa yang dimiliki
Untuk membentuk cara berpikir positif, baiknya dimulai
dari sikap mensyukuri atas apa yang dimiliki. Tidak dengan
melihat apa yang tidak kita miliki adalah perwujudan sikap
ini. Merenung sejenak untuk hal ini akan membawa gairah
dan energi positif bagi kita.

Hal ini bisa membantu kita untuk menerima kenyataan,
dimana saat kita menerima kenyataan sebagai bagian dari
diri kita, satu tempat di hati kita akan terbuka dengan
terang dan menenangkan jiwa.

Hentikan prasangka dan pikiran yang buruk segera
Untuk berpikir positif, kita perlu berhenti untuk semua hal
prasangka dan pikiran yang buruk, seberapapun peluang
itu akan terjadi. Ingat, apa yang akan terjadi dimasa akan
datang tidak bisa kita ramalkan saat ini. Dan kita tidak
akan tahu mengenai hal itu, Pasti !.

Hentikan sikap itu karena bukan merupakan solusi. Sikap
ini bisa dilanjutkan dengan tidak mendengarkan hal yang
kita tahu itu masih samar tanpa fakta dan bersifat dugaan
semata. Selektif dalam mendengarkan informasi yang ada
akan sangat membantu kita memilah mana yang benar
mana yang tidak.

Melihat masalah sebagai tantangan
Seperti yang diuraikan pada awal artikel ini, Bagaimana
anda melihat suatu masalah akan sangat mempengaruhi
sikap anda selanjutnya. Jauhi cara memandang masalah
sebagai beban hidup dan cobaan yang berat. Justru cara
seperti itu akan menggiring kita semakin dalam pada
masalah.

Belajarlah terbuka dan berbagi pada orang lain
Lihat dan uraikanlah apapun yang sedang kita hadapi
dengan berpikir tenang. Kemudian definisikan apa yang
kita bisa dan apa yang kita tidak bisa. Sikap terbuka dan
berbagi sangat dianjurkan saat kita mengalami jalan
buntu. Dan kita membutuhkan orang lain sebagai
pendengar.

Sebaiknya hindari penggunaan media social public saat
meluapkan emosi, seperti pada Facebook melalui status di
beranda (ruang publik, status anda akan dibaca banyak
orang). Lakukan secara personal to personal adalah
langkah baik untuk terbuka dan berbagi.

Lakukan tindakan secepat mungkin, tidak hanya bicara
Berpikir positif akan membawa perubahan yang akan
membawa kita lebih baik. Namun, bila pikiran yang positif
itu tidak diwujudkan dalam sikap nyata. Justru bisa
menjadi ironi, karena kenyataan tak bisa dirubah hanya
dengan ide, pendapat dan pikiran terbuka semata.
Jangan tunggu besok, bila ada yang bisa kita kerjakan
saat ini. Karena besok adalah besok, bukan saat ini !
Menikmati hidup

Untuk berpikir positif, kita dituntut bisa menikmati hidup
kita saat ini. Bersikap ikhlas, besar hati dan rela menerima
kenyataan akan sangat menentukan apakah kita bisa
menikmati hidup. Lakukan apa yang seharusnya dan bisa
kita lakukan, jalani hidup saat ini dengan lebih lapang.
Menjadi pribadi yang lebih dahsyat itu tidak sekedar teori,
tetapi lebih pada apa yang telah kita kerjakan.
Mari berpikir positif , buka tirai yang selama ini menutup
separuh langkah didepan kita.

Semoga bermanfaat, salam hangat ….

Keluarga Adalah Sebagai Benteng Terdepan Dampak Bahaya Narkoba..

image

Posisi Indonesia saat ini di anggap aman dan strategis
dalam alur perdagangan narkoba oleh para sindikat
narkoba, yang fenomenanya terus bergeser dari jalur
perdagangan menjadi tempat produksi. Indonesia sejak
tahun 1976 telah mengeluarkan berbagai kebijakan dengan
berbagai peraturan perundangan-undangan seperti UU No.
9 Tahun 1976 tentang Pengesahan Pemberantasan
Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, UU No.5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun
1997 tentang Narkotika dan berubah menjadi UU No.35
tahun 2009 tentang Narkotika.

Secara kelembagaan pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan narkoba saat ini di tangani oleh Badan
Narkotika Nasional (BNN), Badan Narkotika Provinsi dan
Badan Narkotika Kabupaten/Kota. Walaupun telah memiliki
perangkat hukum yang cukup, namun Indonesia oleh
sindikat narkoba tetap di jadikan daerah transit
perdagangan gelap narkoba dan sekaligus sebagai daerah
pemasarannya, bahkan menjadi daerah produksi dan
eksportir gelap dari bahan-bahan berbahaya tersebut.
Sasaran daerah peredarannya bukan hanya di kota-kota
besar, bahkan sudah merambah ke daerah-daerah
perdesaan dan melingkupi berbagai lapisan dan golongan
masyarakat termasuk juga kaum perempuan baik sebagai
pengguna maupun di jadikan pengedar, sehingga
penanganannya menjadi sulit dari waktu ke waktu.
Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan jumlah
tersangka tingkat SLTA berada di peringkat teratas dengan
98.614 orang di susul SLTP sebanyak 35.536 orang, SD
17.194 orang dan perguruan tinggi 4.469 orang, sedangkan
bersadarkan tingkat usia, peringkat pertama adalah usia di
atas 30 tahun sebanyak 73.299 usia 25-29 tahun
sebanyak 39.077 orang, usia 20-14 tahun 32.896 orang,
usia 16-19 tahun 9.897 dan usia di bawah 15 tahun 658
orang.

Peningkatan jumlah kasus tersebut di sebabkan oleh
beberapa faktor:

Lemahnya peran institusi keluarga dalam
mensosialisasikan bahaya narkoba. Kondisi umum ini
terjadi dalam masyarakat transisi dari yang biasa
berpegang teguh pada tata nilai tradisional bergeser ke
tata nilai modern.

Biasanya masing-masing keluarga terfokus pada
pembinaan kemampuan intelektual dan memenuhi
kebutuhan materi, tetapi kurang memperhatikan aspek
perkembangan emosional apalagi spiritual dalam bentuk
akhlakul karimah.

Penghargaan yang berlebihan terhadap materi sehingga
mengabaikan aspek non materi, termasuk etika dan
moralitas. keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan
ketidaktahuan sehingga mudah di eksploitasi oleh pihak-
pihak tertentu (sindikat narkoba lokal, nasional dan bahkan
internasional)

kecendrungan penggunaan zat aditif untuk melupakan
sesaat beban hidup yang menghimpit mereka sebagai
wujud ketiadaan harapan dan keputusasaan dalam
menghadapi ketidakpastian masa depan. Sebaliknya di sisi
lain jiwa konsumeritis semakin tinggi apalagi di iming-
iming dengan berbagai produk dan mode terbaru melalui
iklan di media massa. Banyak yang tergiur untuk
mendapatkannya namun tidak tahu bagaimana jalan
kewajaran yang harus di tempuh sesuai dengan norma-
norma sosial.

krisis berkepanjangan di ikuti dengan euforia reformasi
menimbulkan faham kebebasan tanpa batas yang
melanggar rambu-rambu hukum. Adanya oknum aparat
penengak hukum yang ragu-ragu bertindak secara tegas
atau kondisi kehidupan mereka menyebabkan harus
melakukan pilihan sehingga mudah terkontaminasi dengan
kepentingan material duniawi guna memenuhi kebutuhan
hidup secara wajar.

Ganja yang mudah di tanam dan mudah pula di
perjualbelikan merupakan sumber penghasilan yang relatif
mudah, mengingat harganya yang mahal. Usaha jalan
pintar dengan menjadi pengedar dan penjual narkoba
semakin menggiurkan karena harganya yang cukup mahal
dengan keuntungan besar.

Kalau kita telusuri lebih mendalam, maka jawabannya
kembali pada lemahnya peran dan tanggung jawab semua
komponen masyarakat serta lemahnya ketahanan institusi
keluarga.

Pembangunan pemberdayaan keluarga juga terkait dengan
peningkatan kualitas generasi penerus bangsa, karena
keluarga adalah pendidik pertama dan terutama bagi
kelangsungan hidup anak-anaknya kedepan, juga sebagai
benteng terdepan dalam menangkal segala bentuk bahaya
dari narkoba. Di pihak lain, anak sebagai generasi penerus
bangsa merupakan investasi masa depan bagi orang tua,
masyarakat, bangsa dan negara.

Mengetahui Emosional Seseorang Lewat Tulisan Tanganya..

image

.
Dalam perkembangannya tersebut, ada satu yang
menarik perhatian saya yaitu masalah emosional.
Emosional ? Dari beberapa tulisan yang telah
dipublikasikan, saya banyak mendapatkan pengetahuan
tentang kadar emosional seseorang dari tulisannya. Ada
yang kadar emosional tinggi dan cenderung meledak-ledak
ataupun sebaliknya.

Hal ini mengingatkan saya pada saat saya mulai
memberanikan diri membuat sebuah tulisan. Tulisan
pertama yang membutuhkan energi diri agar dapat menjadi
sebuah karya yang membanggakan karena ini dapat
menjadi bukti bahwa saya bisa menulis.

Tulisan saya pertama tersebut didasari oleh fakta
yang ada di negeri tercinta Indonesia yaitu masalah pemilu,
ulama, umarah dan agama. Tulisan tersebut sempat
diapresiasi oleh seorang teman yang bekerja di sebuah
media cetak. Teman mengatakan kalau saya sebetulnya
mempunyai kemampuan menulis dan sempat meminta
saya untuk mengirimnya ke beberapa media cetak nasional
karena dianggap sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
saat itu.

Dengan inisiatif teman maka tulisan pertama
tersebut dikirim ke beberapa media cetak/eletronik.
Hasilnya adalah penolakan. Tetapi saya tidak merasa
kecewa karena dari awal saya telah menduga akan ditolak.
Siapa sih saya? Hanya orang biasa yang masih bau
kencur dalam hal tulis menulis. Semua itu tidak
menyurutkan keinginan saya untuk menulis bahkan dari
tulisan pertama tersebut, saya mendapatkan banyak
masukan. Salah satu adalah masalah emosional.

Ada beberapa kalimat dalam tulisan tersebut
dianggap kasar dan cenderung menunjukkan keegoan
penulisnya. Kasar dan ego inilah yang dikatakan oleh
beberapa pengkritik tulisan tersebut sebagai
penggambaran tentang tingkat emosional saya. Mereka
menyarankan untuk mulai belajar sedikit demi sedikit
tentang mengontrol emosi saya pada saat menulis.

Berikanlah kenyamanan bagi pembaca sehingga pembaca
bisa mengikuti alur tulisan dengan mudah dan paham
dengan apa yang penulis inginkan. Hal ini berlaku juga
dalam memberikan dan menjawab komentar tulisan.

Nah, untuk mengenang kembali bagaimana saya
membuat tulisan pertama kali maka saya akan
menunjukkannya dan silahkan untuk memberikan opini
atau pendapatnya. Lebih baik dipublikasikan untuk umum
daripada hanya menjadi tulisan bisu tanpa makna pada
sebuah file pribadi di hard disk komputer saya.
HUBUNGAN TIMBAL BALIK ULAMA DAN UMARA :
HAK ATAU KEWAJIBAN ?

Sering kita menyaksikan bagaimana para calon
pemimpin seperti calon presiden, gubernur, bupati, anggota
MPR/DPR/DPD maupun pejabat di pemerintahan terutama
yang nyata sekali adalah calon presiden dan wakil
presiden. Setiap pemilihan umum selalu mendatangi
madrasah/pesantren bertemu ulama/kyai untuk meminta
doa restu agar dapat memenangkan pemilihan. Pada
kenyataannya mereka melakukan itu untuk meminta
dukungan dari para ulama/kyai yang jelas mempunyai
basis massa yang cukup besar. Tetapi hal ini hanya
dilakukan setiap 5 tahun sekali, setelah terpilih jarang para
pemimpin kita meminta doa restu, saran dan kritik tentang
segala kebijakan, prilaku mereka yang berimplikasi kepada
rakyat secara nyata.

Itulah kenapa tulisan ini menggarisbawahi tentang
hubungan antara pemerintah dan ulama/kyai. Bagaimana
dengan fatwa ulama dan apa hubungannya dengan
pemerintah? Apakah fatwa itu menjadi hak atau kewajiban
ulama? Setahu penulis fatwa selalu berkaitan
kemaslahatan umat beragama terutama umat Islam
(tinjauannya adalah penduduk Indonesia mayoritas
beragama Islam).

Ulama/kyai kita sering berdakwah tentang
kebaikan, surga-neraka, pahala-dosa, beribadah yang baik.
Bahkan setiap hari terutama hari Jumat, mereka
berdakwah di media cetak, elektronik dan sebagainya.
Tetapi jarang mereka mengajarkan kepada umatnya
tentang membaca (Iqra) seperti malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW pada peristiwa Isra Mi’raj.

Membaca disini bukan hanya sekedar membaca teks di
buku tetapi membaca dalam arti yang luas terutama
membaca rasa kita sebagai manusia supaya mempunya
empati terhadap lingkungan sekitar sehingga kita dapat
bersimpati.

Selama kurun waktu empat tahun ini, bangsa
Indonesia mengalami banyak bencana, musibah, dan
sulitnya ekonomi masyarakat terutama kaum papa. Kita
selalu menganggap bencana, musibah, dan susahnya
kehidupan ekonomi datangnya dari ALLAH SWT. Padahal
ALLAH sudah Kun Faya Kun seperti yang tercantum dalam
Al Quran Surat Yaasin. Kalau manusia bisa menciptakan
komputer super canggih dengan segala kelebihannya
sehingga kalau salah memasukkan data, komputer bisa
tidak jalan (hang). Apalagi ALLAH SWT menciptakan
komputer Maha Canggih dengan segala kebesaranNya.

Arahnya (Flow Chart) sudah jelas kalau kita ingin masuk
surga atau neraka jalannya sudah sangat jelas tanpa perlu
bertanya-tanya lagi. Kesimpulannya musibah, bencana,
susah, senang, dan sebagainya datang dari diri manusia.
Membaca (Iqra) kita sudah dilakukan atau belum? Dalam
hal ini tafakur (perenungan) selalu dilakukan setiap saat
atau belum?

Bencana gempa bumi dengan gelombang tsunami,
gunung meletus, banjir, longsor, pesawat terbang jatuh,
kapal laut tenggelam, tabrakan kereta api dan kecelekaan
lalu lintas selalu akan menghantui kita apabila kita tidak
beriman kepada Yang Maha Kuasa. Tanpa disadari ini
disebabkan oleh ulah manusia yang kurang beriman.
Selain itu ada kesulitan yang dialami oleh bangsa
Indonesia dan selalu dikeluhkan oleh masyarakat pada
saat ini seperti banyaknya pengangguran, kemiskinan,
sulitnya ekonomi. Awalnya dimulai dari kebijakan
pemerintah berupa kenaikan BBM tanpa mengukur
kemampuan masyarakat sehingga biaya-biaya produksi,
distribusi, dan harga jual naik secara dratis. Sementara
pendapatan masyarakat tidak menjangkau kenaikan
tersebut akibatnya daya beli masyarakat berkurang.
Masyarakat sudah tidak mampu untuk menabung bahkan
tabungan yang ada habis dipakai untuk mencukupi
kebutuhan saat ini. Kita melihat masyarakat kesulitan
mendapatkan minyak tanah, kalaupun ada juga menunggu
dan mengantri berhari-hari. Harga-harga bahan pokok
meningkat tajam seperti beras, minyak goreng, tepung
terigu, telur, gula pasir, kedelai untuk bahan baku tempe
(makanan trdisional masyarakat Indonesia) dan terakhir
adalah daging sapi. Lucunya bukan pembeli yang
melakukan demonstrasi kepada pemerintah tetapi
pedagang daging yang protes. Belum lagi mengenai
pembatasan BBM kendaraan bermotor dan masalah
program insentif listrik disertai dengan pemadaman listrik
secara bergilir. Sepertinya pemerintah tutup mata dan
tidak jelasnya program pemerintah untuk mengatasi
masalah-masalah diatas.

Apa hubungannya dengan fatwa ulama/kyai?
Setahu penulis fatwa adalah perintah ulama/kyai mumpuni
ilmu agamanya mengenai suatu hal yang berhubungan erat
dengan kehidupan umat sehari-hari berdasarkan manfaat/
mudharat, halal/haram dengan patokan Al Quran dan
Hadits. Fatwa merupakan hak dan kewajiban ulama dan
umat untuk menjalankannya. Hak ulama/kyai untuk
mengingatkan umat tentang suatu hal yang dapat
menyesatkan, menyengsarakan umat dan lain-lain tanpa
ada sponsor dibelakangnya karena adanya tanggung jawab
dihadapan ALLAH SWT. Kewajiban bagi umat untuk
mematuhi dan menjalankan fatwa ulama/kyai yang
mumpuni dan terpercaya.

Bagaimana dengan kebijakan para pemimpin di
pemerintahan, apakah perlu ada fatwa ulama/kyai? Penulis
belum pernah mendengar, melihat para ulama/kyai
mengeluarkan fatwa tehadap kebijakan pemerintah.
Sepertinya ulama/kyai menganggap kebijakan pemerintah
bukan wilayah ulama untuk mengingatkan, menegur
bahkan melarang pemerintah mengeluarkan kebijakan yang
dapat membuat sengsara dan memiskinkan umat. Banyak
kebijakan pemerintah yang menyengsarakan dan
memiskinkan umat seperti kenaikan BBM dengan segala
implikasinya dan ulama/kyai seperti masa bodo tentang
kesulitan hidup umat sehari-hari akibat kebijakan
pemimpin di pemerintahan. Ulama/kyai sibuk dengan
dunianya sendiri berekstasi ria dengan surga-neraka,
pahala-dosa dan lain-lain. Sementara pemimpin legislatif,
yudikatif maupun eksekutif asyik memperkaya diri dan
tutup mata dengan kesulitan masyarakat mencari nafkah.

Apakah ulama/kyai hanya bisa mengeluarkan fatwa
tentang haram merayakan hari valentin (merupakan
budaya barat) yang kurang berpengaruh buruk kepada
umat tetapi tidak pernah mengharamkan merayakan Tahun
Baru Masehi secara berlebihan karena lebih banyak
mudharatnya, dan fatwa tentang wajib merayakan Tahun
Baru Islam 1 Muharram (sepertinya hari raya ini sebagai
hari libur biasa).

Sepertinya ulama/kyai sebagai alat memperoleh
suara tiap 5 tahunan bagi calon pemimpin tanpa pernah
menanyakan imbal baliknya apabila terpilih ,tiap pemimpin
harus menanyakan terlebih dahulu kepada ulama/kyai
untuk menghindari implikasi buruk dari kebijakan yang
akan dikeluarkan. Kesimpulannya adalah ulama/kyai harus
kaya artinya harus kaya harta, kaya ilmu, kaya segala-
galanya agar dapat membaca (Iqra) kehidupan dan selalu
tafakur karena ciri orang yang beriman adalah orang yang
selalu berpikir dan berpegang pada prinsip kemiskinan
awal dari kekufuran sehingga umat selalu melihat ulama/
kyai bukan hanya sebagai pemimpin umat tetapi sebagai
orang tua yang dapat dipercaya (ulama/kyai mempunyai
tanggung jawab besar kepada ALLAH SWT) sehingga umat
tidak kehilangan pegangan apabila pemimpin membuat
kebijakan berdampak buruk kepada umat.

Raja Galeuh Pakuan Pajajaran, Prabu Tajimalela
bersemboyan : TIDAK BUTUH MUSUH, TIDAK BUTUH
TEMAN, HANYA BUTUH KEBENARAN. Penulis
bersemboyan :TIDAK BUTUH ULAMA/KYAI, TIDAK BUTUH
PEMIMPIN, HANYA BUTUH KEBENARAN DAN KEBERANIAN
HATI NURANI. Amin.

Menikmati Keindahan Sesama Wanita..

image

Pagelaran Miss Universe 2012 telah berakhir, dengan gelar
wanita cantik sejagad jatuh pada Olivia Culpo, asal
Amerika Serikat. Kebetulan kemarin malam kami
sekeluarga menyaksikan acara tersebut live dari televisi.
Menyaksikan ke-88 kontestan wanita cantik dari seluruh
dunia, sungguh merupakan tontonan yang menyenangkan.
Kami hanya menyaksikan sampai seluruh peserta tampil di
awal acara, setelah itu anak-anak memasuki jam tidurnya.
Ke-88 wanita yang mewakili negaranya tersebut sudah
melalui seleksi yang ketat, menyangkut kecantikan dan
keindahan tubuhnya, kepribadian yang menarik, kepintaran

dan cukupnya wawasan, serta kekuatan mentalnya
menghadapi persaingan. Wanita yang melangkah dengan
percaya diri tadi malam, merupakan wanita-wanita pilihan.
Perasaan saya saat melihatnya, ya senang saja. Melihat
banyak mahluk indah bertebaran, menikmati dan
memamerkan keindahan yang ia miliki. Saya merasa
bahagia, di bumi ada mahluk secantik dan sesempurna itu
(setidaknya untuk pagelaran tersebut), dengan langkah
yang anggun, tubuh yang semampai, wajah yang
sumringah dan menyimpan potensi besar di dalamnya.

Kalau saja saya sesama kontestan dan tidak menang,
rasanya saya bakal bahagia juga, Culpo yang jadi juara.

Karena dia memang lebih cantik, lebih pintar dan lebih
berhak menang daripada saya.

‘Tunggu sampai suamimu digodanya’

Nah, semoga cuma saya saja yang membayangkan ada
yang ngomong gitu ke saya, begitu saya memuji-muji
wanita lain. Saya nih memang aneh, suka memuji sesama
wanita, meskipun saya beneran normal lo. Dulu saya
pernah menulis artikel tentang pujian saya untuk penyanyi

Raisa, yang saya bahas luar-dalam-bolak-balik, untuk
menjelaskan kenapa saya ngefans bener sama dia.

Ok, balik lagi ke pernyataan tadi, saya kira itu tuduhan
yang kejam.

Pertama, tuduhan kejam untuk para wanita yang hampir
sempurna. Tidak selalu wanita cantik, seksi, pintar, punya
potensi itu tukang goda suami orang. Yang jelek-jelek juga
banyak *grin*. Jadi tidak perlu lah curiga hanya karena dia
lebih dari kita.

Kedua, tuduhan kejam untuk para suami. Para suami, kan
sudah melalui fit and proper test yang kita buat
sebelumnya. Sudah kita ‘kerjain’ untuk tahu tingkat
kesetiaannya, kerelaannya mendampingi kita, dan
kerentanannya terhadap godaan. Jangan underestimate ke
suami sendiri lah, perlu usaha yang lebih besar untuk
mencuri eh merampok hatinya.

Ketiga, seandainyapun suami kita terkiwir-kiwir dengan

Culpo misalnya, emang Culponya mau? Secara Culpo ini

cantiknya tingkat dunia, sedangkan suami kita gantengnya
tingkat lokal, alias intern keluarga sendiri saja…hihihi…
Kalaupun, Culpo dengan entah-gimana-caranya ternyata
suka juga dengan suami kita (mungkin seperti lagunya

Maudy Ayudya di Perahu Kertas ‘di antara milyaran
manusia…. dengan radarku, menemukanmu’ aw…melting!)
ya sudah berikan saja. Yang rugi siapa hayoooo^^

Miss Universe, atau siapapun yang lebih dari kita, memang
akan memunculkan dua sikap. Yang pertama adalah sikap
ikut senang, ikut bahagia, ikut merayakan. Yang kedua
adalah sikap tidak senang, iri hati dan cemburu.

Untuk lebih jelasnya, mungkin bisa dilihat dari kisah Raja
Saul dan Daud berikut ini.

Raja Saul dan Daud baru pulang dari medan perang.
Rakyat menyambut mereka, dengan nyanyian.
‘Raja Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tapi Daud
berlaksa-laksa’

FYI, laksa adalah puluhan ribu.
Raja Saul merasa kesal dan marah mendengarnya. Maka
didorong rasa irinya, ia selalu memerintahkan Daud maju
ke medan pertempuran yang membahayakan, supaya mati
di medan perang. Namun, namanya juga niatnya sudah
tidak baik, Daud malah menang terus. Rakyat makin
menyanjungnya sebagai pahlawan. Terakhir, saking
sebalnya, saat sedang bersama di perjamuan, Saul dengan
cueknya melemparkan tombak ke arah Daud, berharap
tombak itu mengenainya. Bisa ditebak, Daud lolos dari
percobaan pembunuhan nekat tersebut.

Yonatan, anak Raja Saul, sebaliknya malah sayang banget
dengan Daud. Sudah dia anggap sebagai saudara sendiri.

Dia menentang niatan ayahnya untuk membunuh Daud.

Bahkan ia yang menyelamatkan Daud dan menyuruhnya
lari untuk menjauhi ayahnya. Padahal, Yonatan berhak
untuk iri. Dia jauh dari hingar bingar pemujaan rakyat
sebagai anak raja. Dia tak peduli itu, dia hanya melihat
Daud sebagai saudara yang ia kasihi.

Lalu kenapa Yonatan bisa mengambil sikap ikut senang
dan ikut sedih, saat Daud mengalaminya? Karena Yonatan
merasa sama, senasib, sayang, sehingga tak ada yang
lebih penting selain mendukung Daud dalam tindakannya.
Yonatan merasa Daud itu separuh dirinya, seperti lagunya

Noah, aku = separuh dirimu. Sehingga alih-alih merasa iri,
sirik dan dengki, dia memilih pada posisi ikut memiliki, ikut
senang, sekaligus ikut prihatin.

Kalau saya pribadi sih sudah tahu mau mengikuti yang
mana, respon kita terhadap suatu kondisi tergantung kita
memilih bersikap bagaimana kok. Kalau seandainya rasa
tak suka itu masih berkutat dalam pikiran, gampang.

Matikan saja TVnya. Habis perkara ^^

Agar Tetap Semangat Sepanjang Hari..

image

Bangun pagi ini dengan semangat baru. Semangat yang
membara untuk memulai aktivitas harian.
Sejenak saya duduk. Lalu, membaca sebuah kalimat indah.
Intinya, sebuah ajakan untuk memulai hari ini dengan
SUKACITA.

Ssaya terdiam. Apa benar semua orang bangun dengan
rasa SUKACITA?

Bagi yang punya janji boleh jadi sukacita. Sebab, hari ini
janjinya dipenuhi. Bagi yang tidur pulas juga. Dia sudah
mendapat energi baru pagi ini. Bagi yang mengakhiri tugas
boleh jadi sukacita. Dia tidak akan terbebani lagi dengan
tugas yang dipercayakan padanya.

Macam-macam alasan munculnya SUKACITA itu. Tetapi,
banyak orang-kalau mau jujur-tidak mengalami seperti itu.
Ada yang bangun dengan buru-buru. Terlambat tiba di
kantor siap dipotong gajinya. Ada yang harus bangun
pagi-pagi sekali supaya cepat tiba di kantor. Ada yang
tergesa-gesa karena bensin motor atau mobilnya belum
terisi.

Lalu bagaimana memulai hari ini dengan SUKACITA?
Inilah harapan setiap orang. Dengan SUKACITA kita
mempunyai semangat baru untuk mengisi hari ini.
Ciptakanlah suasana gembira saat Anda memulai
pekerjaan hari ini.

Pemimpin Anda mengharapkan Anda tersenyum dalam
mengerjakan tugas. Guru dan dosen mengharapkan
muridnya semangat mengikuti pelajaran. Sopir angkutan
mengharapkan rekan kerjanya ramah dan tersenyum
melayani penumpang.

Macam-macam harapan. Hanya satu obatnya. Mulailah
hari ini dengan SUKACITA. Energi SUKACITA ini
menyemangati Anda dalam pekerjaan sepanjang hari.

Selamat pagi…..

Menakar Kejernihan Sungai Ciliwung Dengan Kejernihan Cara Berfikir Kita..

image

Air adalah kebutuhan pokok yang harus dijaga
kecukupannya, dalam jiwa yang sehat dibutuhkan aliran
untuk melengkapi siklus hidup dan air menempati posisi
penting tersebut. Air dimanapun tempatnya bisa hilang dan
berlebih dari yang disebut siklus keseimbangan ketika
kemarau air menghilang, ketika musim hujan air justru
meluap, kemudian menjadi bencana dan manusia menjadi
subyek derita, ya itulah akibat ketidakseimbangan siklus
air tersebut tersebut.

Aliran Air Di Jakarta
Jakarta sebagai ibukota mewarisi ‘energi’ tersembunyi
yang besar, seperti memiliki garis pantai sehingga memiliki
energi angin yang besar serta memiliki sungai sebagai
sumber bahan baku air minum dan perkembangan biota air
tawar. Bahkan kalau jeli air bisa menjadi energi listrik
melalui pembangkit listrik tenaga air. Sayangnya Jakarta
lebih banyak ‘bermusuhan’ dengan ekosistem sungai
tersebut, baik biota maupun airnya, yang biota pada punah
sedangkan air menjadi bau, sungainya mampet dan banjir.

Sampah ditumpuk disungai dan sungai pun berevolusi
menjadi tong sampah raksasa, hal yang jarang terjadi di
negara maju. Padahal ketika dirancang sebagai kota oleh

Belanda, jauh-jauh hari Belanda sudah mempertimbangkan
bentuk topografinya karena sama-sama berada didataran
rendah seperti daerah di Belanda pada umumnya. Maka

Belanda yang mengangap ‘jodoh’ ini menjadikan Batavia
menjadi pusat pemerintahan. Arsitek Belanda pun jauh-
jauh hari sudah menjiplak pola tata kota di Belanda
dengan pembangunan kota di dua sisi sungai, penyaluran
parit-parit yang berjajar dan melintang. Dan tentunya
sungai terpanjang yang membelah ibukota dan mengalir
panjang di provinsi Jawa Barat yaitu sungai Ciliwung.

Sungai Ciliwung
Kalau di abad-abad awal kota Batavia sungai ini bisa
dilayari puluhan kapal dagang asing yang awaknya
memuja kebersihan sungai ini, saat ini Ciliwung memiliki
reputasi sebagai salah satu sungai terkotor di
Indonesia. Sekitar 2,5% timbulan sampah Jakarta atau
sebesar 600 m3/hari masuk kedalam Sungai Ciliwung.

Apabila disebar di lapangan sepak bola (dengan tinggi
timbulan sampah +20 cm) maka setiap harinya ada
timbulan sampah sebanyak 7 lapangan sepak bola yang
menyumbat Sungai Ciliwung dan memperburuk banjir di
Jakarta.

Ditambah lagi Indonesia merupakan negara yang memiliki
potensi bencana yang sangat tinggi. Berbagai potensi
tersebut antara lain adalah banjir, tanah longsor terutama
di musim penghujan seperti saat ini. Maka derita warga
Jakarta yang telah dinodai kemacetan kini bertambah
dengan banjir. Jakarta oh Jakarta riwayatmu tak seperti
cita-cita para menir Belanda

Banjir dan kekeringan merupakan fenomena rutin yang
dihadapi di beberapa daerah dengan kerugian yang tidak
kecil. Sebagai contoh banjir pada Februari 2007 di wilayah
Jabodetabek selama 5 hari mencapai kerugian 8,6 trilyun
atau setara dengan 48 % APBD DKI tahun 2006 dengan
korban 60 orang dari 263.416 pengungsi.

Konservasi
Daerah hulu sungai Ciliwung menjadi anomali dari tengah
sampai hilir sungai Ciliwung yang sudah terpopuler akan
tak kelayakannya. Daerah hulu masih menjadi replika
sungai Ciliwung masa lampau, bersih, airnya jernih serta
bebas pendangkalan. Hal yang akan mengulik rasa heran
kita akan perbedaan ini. Dibandingkan dengan ekosistem

DAS Ciliwung sudah sangat memprihatinkan dan
membutuhkan tindakan nyata berikutnya. Hasil studi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyatakan bahwa
92 persen ikan di Ciliwung sudah punah. Sementara, lebih
dari 60 persen jenis persen kerang-kerangan dan bangsa
udang dan kepiting juga sudah punah.

Diperlukan kepedulian yang besar untuk mengkonservasi
hingga sungai Ciliwung balik ke fungsinya. Dan Ciliwung
insititutpun didirikan untuk menjawab tantangan tersebut.

Lembaga yang memberi perhatian yang lebih kepada
sungai Ciliwung ini berusaha membangun kepercayaan
tersebut, bahwa suatu saat nanti hal itu pasti terjadi,
lembaga ini didukung oleh 18 asosiasi peduli lingkungan
dan sungai Ciliwung di Jakarta. Menurut anggota Ciliwung
institute, Sungai Ciliwung masih memiliki potensial dan
belum terlambat untuk diselamatkan. Tidak

seperti  sungai-sungai lain di Jakarta yang tingkat
pencemarannya sudah parah, air sungai Ciliwung
menurutnya masih bisa digunakan sebagai bahan baku air
tawar yang bisa digunakan untuk air bersih.

Inisiatif warga untuk menyelamatkan proses konservasi di
Ciliwung ini harus diapresiasi. Inisiatif ini perlu terus
didorong agar masyarakat mau terlibat aktif
menyelamatkan DAS Ciliwung. Proses yang perlu
perjuangan panjang serta dana yang tak sedikit.
Perubahan pola hidup yang menjadikan sungai sebagai
bagian dari keluarga juga harus dikembangkan. Dan sekali
lagi perlu pengorbanan.

Epilog
Diperlukan kejernihan berpikir untuk dapat menerjal
degradasi fungsi sungai, yang terkadang kalah oleh cara
berpikir instan tentang pembuangan sampah.
Pendistribusian sampah ke sungai telah menjadi pola hidup
yang tertanam bertahun-tahun, hal ini disebabkan budaya
tak mau repot akan sampah yang sejatinya berasal dari
manusia juga.

Ketika bencana banjir kita dengan tajam menyumpahi
birokrat dan sistemnya walaupun unsur kesalahan mereka
tak sebesar oleh punahnya kesadaran kita akan sungai
yang merupakan bagian dari kehidupan, sungai
bagaimanapun harus dijaga kebersihannya jangan biarkan
sampah yang menumpuk dan pedangkalan terjadi, dan
banjirpun tak menjadi tamu tahunan di Jakarta. Atau jika
kita enggan kita harus mau untuk menerima banjir, buah
karya kita,,,,, mungkin dunia sedang jungkir balik

Salam Enjoy Jakarta